Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kebijakan tarif impor tinggi yang akan diterapkan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump, kemungkinan akan menahan penurunan inflasi di AS.
Kenaikan harga akibat kebijakan tarif dapat mempengaruhi kestabilan ekonomi global, khususnya melalui dampaknya terhadap suku bunga dan aliran modal internasional.
"Inflasi yang tadinya diperkirakan akan menurun tapi karena kebijakan mengenai tarif dan kemudian menyebabkan kemungkinan kenaikan dari harga-harga ini kemudian akan menyebabkan inflasi di Amerika tertahan," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Rabu (11/12).
Lebih lanjut, Sri Mulyani menyatakan, kebijakan fiskal dan moneter AS yang dipengaruhi kebijakan tarif ini menimbulkan ketidakpastian mengenai masa depan penurunan suku bunga acuan Federal Reserve (Fed Funds Rate).
Baca Juga: Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Jadi Angin Segar Bagi Saham Bank
Meskipun pasar sebelumnya memperkirakan penurunan suku bunga, kebijakan tarif yang dapat menahan penurunan inflasi menyebabkan prediksi tersebut menjadi semakin tidak pasti.
"Dengan demikian, masa depan dari penurunan Fed Funds Rate menjadi questionable, dipertanyakan. Apakah akan jadi turun? Dan kalau jadi turun, seberapa cepat? Ini menjadi suatu yang akan menahan perekonomian dunia dan mempengaruhi global capital flow," katanya.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) hanya akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun 2025.
Awalnya, Perry memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed akan terjadi empat kali pada 2025. Namun, mengingat inflasi global yang terus meningkat, maka ia menduga The Fed hanya akan menurunkan sebanyak dua kali.
Baca Juga: Heboh Tarif Donald Trump, Apa Itu Tarif dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Selain inflasi global yang terus meningkat, rencana peningkatan tarif impor tinggi oleh Donald Trump juga menjadi pemicunya.
"Inflasi global, ini yang kami perkirakan Fed Fund Rare tahun depan kemungkinan hanya turun dua kali setelah sebelumnya saya perkirakan empat kali, jadi dua kali," ujar Perry dalam acara Seminar KAFEGAMA: Menuju Pertumbuhan Menuju Indonesia Maju, Sabtu (14/12).
Selanjutnya: Harga Pangan di Jambi, 15 Desember 2024: Bawang Merah dan Beras Medium Naik
Menarik Dibaca: UI Ultra 2024 Bukan Sekadar Ajang Olahraga, Juga Galang Dana Pendidikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News