kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Kebijakan moneter diproyeksi masih ketat di 2014


Kamis, 19 Desember 2013 / 23:02 WIB
Kebijakan moneter diproyeksi masih ketat di 2014
ILUSTRASI. Cara Sederhana Mencegah Gigi Berlubang Pada Anak


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kebijakan moneter diperkirakan masih ketat hingga tahun depan, karena Indonesia masih menghadapi defisit neraca transaksi berjalan.

Ekonom Senior PT Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra mengatakan, meski neraca berjalan masih defisit, namun nilainya akan menurun.

"Meskipun kita harapkan defisit neraca transaksi berjalan turun, sebenarnya penurunannya tidak kita expect bisa di bawah 2 persen tahun depan. Karena sebagian besar dari defisit neraca transaksi berjalan itu masih disebabkan faktor-faktor di luar kendali BI. Contohnya harga minyak, itu masih tinggi," kata Aldian di Jakarta, Kamis (19/12/2013).

Adanya faktor-faktor tersebut, ditambah Pemilu yang akan diselenggarakan tahun depan, Aldian memandang tinggal kebijakan moneter yang dapat menjaga stabilitas keuangan Indonesia. Oleh karena itu, ia melihat kemungkinan besar kebijakan moneter masih akan ketat di tahun depan.

"Makanya kita masih belum melihat akan ada kelonggaran secara signifikan, karena kita perkirakan defisit neraca transaksi berjalan akan membaik tapi tidak signifikan banget karena ada sebagian dari defisit itu yang tidak bisa di-address karena disebabkan kebijakan-kebijakan yang lebih struktural untuk mengubah defisit neraca transaksi berjalan," jelasnya.

Terkait dengan Pemilu tahun depan, lanjut Aldian, ia tidak mengharapkan ada kebijakan ekstrem dari sisi pemerintah. "Makanya kita pikir kebijakan moneter akan cenderung ketat," kata dia. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×