Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Keputusan The Federal Reserve atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS) untuk tidak melakukan tapering (kebijakan pengurangan stimulus) direspons positif oleh pemerintah Indonesia.
Pemerintah menilai, keputusan The Fed itu akhirnya akan meredam gejolak pasar keuangan dunia, termasuk Indonesia. Hal ini diungkapkan Staf Khusus Presiden bidang Perekonomian dan Pembangunan Firmanzah kepada KONTAN, Kamis (19/9).
"Iya kita optimistis, keputusan the Fed tadi malam akan meredam gejolak pasar keuangan dunia. Pemerintah terus memonitor dan mengikuti pergerakan capital inflow terhadap nilai tukar dan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)," tutur Firmanzah.
Guru Besar Ekonomi dari Universitas Indonesia ini menjelaskan, kendati gejolak di pasar keuangan bisa redam, tetapi pemerintah tetap melanjutkan program dan paket kebijakan ekonomi yang telah diambil beberapa pekan lalu saat merespons tekanan terhadap perekonomian nasional. "Tujuannya untuk memperkuat fundamental ekonomi kita," terangnya.
Caranya adalah dengan meningkatkan investasi dalam negeri. Salah satunya, memangkas perizinan yang berbelit-belit dan membuat investor enggan menanamkan modalnya di Indonesia.
Pemerintah juga akan mempersempit defisit transaksi neraca pembayaran dan mendorong penguatan daya beli masyarakat.
Kendati demikian, pemerintah masih menjadi impor sebagai solusi untuk mengatasi kelangkaan kebutuhan pokok dalam negeri. Hal ini berpotensi membuat ekonomi Indonesia tidak stabil dan sangat rentan terhadap inflasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News