kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.610   15,00   0,09%
  • IDX 8.238   149,11   1,84%
  • KOMPAS100 1.145   25,73   2,30%
  • LQ45 820   23,58   2,96%
  • ISSI 290   4,46   1,56%
  • IDX30 429   13,21   3,18%
  • IDXHIDIV20 487   16,89   3,59%
  • IDX80 127   2,85   2,30%
  • IDXV30 135   1,26   0,95%
  • IDXQ30 136   4,84   3,69%

Kata JK ke negara-negara tetangga soal kabut asap


Senin, 28 September 2015 / 06:37 WIB
Kata JK ke negara-negara tetangga soal kabut asap


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta negara-negara yang terganggu dengan asap dan pernah ikut dalam perusakan lingkungan di Indonesia untuk tidak cuma bicara, tetapi juga membantu Indonesia mengatasi asap dan memulihkan kembali hutan dan lingkungan.

"Saya bicara  agak keras (dalam pertemuan) agar jangan cuma bicara saja, ayo datang dan bantu (memadamkan). Persoalan asap bukan hanya soal menangani api tetapi juga hutan dan lingkungannya," ujar Wapres Kalla saat ditanya pers, seusai menghadiri pertemuan terkait peran perempuan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal (SDG) di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Minggu (27/9) sore waktu setempat atau Senin subuh di Jakarta.

Menurut Wapres, Indonesia  terbuka bagi negara-negara yang  merasa terganggu karena asap. Apalagi, saat ini Indonesia sudah berupaya maksimal untuk menangani bencana asap tersebut.

"Saya sudah bilang ke Kementerian Hutan dan Lingkungan Hidup serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana jika Singapura atau negara lain ada yang mau bantu silakan saja. Kita sudah bermacam cara dan melibatkan TNI, pemadam kebakaran, dan siapapun yang bisa mengatasi kebakaran hutan," kata Wapres.

Persoalan asap, tambah Wapres, sebenarnya terkait kondisi hutan dan lingkungan yang rusak akibat ekspansi hutan untuk perkebunan, lemahnya regulasi dan pengawasan yang kurang sehingga terjadi kerusakan hutan dan lingkungan.

"Hutan dirusak dan dirambah untuk perkebunan, hutan gambut dikeringkan dan dibakar sehingga tak mudah sekarang ini untuk dipadamkan," ucap Wapres Kalla. (Suhartono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×