kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kata Ekonom Indef Soal Kemungkinan Belanja Negara Tak Terserap Sepenuhnya


Minggu, 30 Oktober 2022 / 19:10 WIB
Kata Ekonom Indef Soal Kemungkinan Belanja Negara Tak Terserap Sepenuhnya
ILUSTRASI. Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) pengendara motor di SPBU Jakarta, Selasa (4/10/2022).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi belanja negara hingga akhir tahun ini diperkirakan tidak akan terserap sepenuhnya. Hingga September, nilai anggaran yang belum terserap sebesar Rp 1.193 triliun.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufikurahman menilai, melihat sisa anggaran belanja yang masih jumbo di tiga bulan terakhir tahun ini, seharusnya pemerintah tidak menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada September lalu.

Baca Juga: Ada Ketidakpastian Ekonomi Global, Kemenkeu akan Menghemat Anggaran Belanja Tahun Ini

Sebab, pemerintah masih mempunyai cukup anggaran untuk menutupi belanja subsidi energi dan kompensasi yang membengkak pada tahun ini.

“Seharusnya (BBM) memang tidak dinaikkan, terburu-buru untuk dinaikkan akhirnya dampak terhadap inflasi sangat tinggi,” tutur Rizal kepada Kontan.co.id, Minggu (30/10).

Inflasi pada September tercatat sebesar 5,95% year on year (YoY), kenaikan harga BBM menjadi penyebab utama dari terjadinya inflasi pada September tersebut. Inflasi ini bahkan naik 1,26% YoY dari bulan sebelumnya.  

Untuk diketahui, pemerintah menambah anggaran belanja negara menjadi Rp 3.106,4 triliun dalam Perpres 98/2022 dari sebelumnya yang sebesar Rp 2.714,2 triliun atau pemerintah menambah anggaran belanja negara Rp 392,2 triliun.

Akan tetapi, anggaran yang telah ditambahkan tersebut masih tersisa sangat banyak jika dilihat resliasinya hingga September 2022.

Rizal juga menilai, dengan besaran belanja Rp 1.193 triliun yang belum terserap tersebut, mengindikasikan bawah tahun ini program pemerintah sangat lambat.

Baca Juga: Ekonom: Asumsi Dasar Makro dalam APBN 2023 Mungkin Meleset

Selain itu, sisa anggaran di tiga bulan terakhir yang masih jumbo tersebut juga mengindikasikan target dari indikator makro APBN 2022 berpotensi tidak akan tercapai. Sebab, Rizal bilang merealisasikan sisa anggaran belanja yang masih sangat besar tersebut tidak lah mudah.

“Bahkan hal ini merupakan pemaksaan anggaran untuk direalisasikan yang belum tentu tercapai tujuannya,” kata Rizal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×