kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus Covid-19 13 Februari 2022 Tambah 44.526, Ini Gejala Omicron Jika Sudah Divaksin


Senin, 14 Februari 2022 / 07:32 WIB
Kasus Covid-19 13 Februari 2022 Tambah 44.526, Ini Gejala Omicron Jika Sudah Divaksin
ILUSTRASI. Kasus Covid-19 13 Februari 2022 Tambah 44.526, Ini Gejala Omicron Jika Sudah Divaksin


Sumber: covid19.go.id,Kementerian Kesehatan RI,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali meningkat pesat pada Minggu, 13 Februari 2022. Varian Omicron yang mendominasi kasus Covid-19 saat ini juga telah menyerang orang yang telah mendapatkan vaksin. Mari mengenali gejala Covid-19 pada orang yang sudah disuntik vaksin.

Satgas Covid-19 mencatat ada tambahan 44.526 kasus baru infeksi virus corona pada 13 Februari 2022. Sehingga total menjadi 4.807.778 kasus positif Covid-19 pada 13 Februari 2022 sejak diumumkan pada Maret 2021.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus positif Covid-19 pada 13 Februari 2022 bertambah 26.916 orang sehingga menjadi sebanyak 4.309.763 orang.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat kasus positif Covid-19 pada 13 Februari 2022 di Indonesia bertambah 111 orang menjadi sebanyak 145.176 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia per 13 Februari 2022 mencapai 352.839 kasus, bertambah 17.499 kasus dibanding sehari sebelumnya.

Dilansir dari Kompas.com, Virus corona varian Omicron menjadi varian yang mendominasi dan membuat kasus Covid-19 melonjak dalam beberapa minggu terakhir. Namun bagi pasien Covid-19 yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19, gejala yang dirasakan tidak seberat bagi yang belum divaksin.

Hal itu juga karena Covid-19 varian Omicron diketahui sejauh ini menimbulkan gejala ringan atau tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Baca Juga: Swedia Menyatakan Era Pandemi Sudah Berakhir, Ini Alasannya

Express memberitakan dari aplikasi Zoe Covid Study, hanya setengah dari orang terinfeksi Covid-19 Omicron yang mengeluhkan gejala-gejala virus layaknya infeksi corona di awal-awal kemunculannya. Aplikasi Zoe Covid Study adalah aplikasi yang mengumpulkan informasi gejala dari pengguna yang dites positif Omicron.

Tanda klasik virus corona yakni batuk terus menerus dan demam masih ditemukan pada Omicron menurut aplikasi itu. Namun gejala hilangnya penciuman menurut aplikasi tersebut pada varian Omicron menjadi sesuatu yang tak lagi lazim.

Adapun gejala umum yang kini muncul pada Covid-19 Omicron adalah pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala dan batuk. “Gejala seperti pilek, sakit tenggorokan dan bersin terus-menerus menjadi lebih umum, bersama dengan sakit kepala dan batuk, terutama pada orang yang telah divaksinasi,” kata salah satu pendiri aplikasi Zoe Profesor Tim Spector.

Ia mengatakan gejala Covid-19 Omicron menjadi lebih mirip pilek biasa utamanya pada mereka yang divaksinasi. Serta gejala sistemik umum seperti mual, nyeri otot, diare dan ruam kulit lebih sedikit.

Gejala Covid-19 Omicron yang sudah divaksin

Berikut ini gejala Omicron selengkapnya pada mereka yang telah divaksin:

  • Pilek
  • Sakit tenggorokan (tenggorokan gatal)
  • Bersin
  • Sakit kepala
  • Batuk
  • Mual
  • Nyeri otot
  • Diare
  • Ruam kulit

Dokter Afrika Selatan Angelique Coetzee sebelumnya menunjukkan gejala Covid-19 Omicron pada mereka yang telah divaksinasi. Menurutnya gejala Covid-19 Omicron berupa sakit kepala dan nyeri otot adalah gejala umum baik pada pasien yang divaksin ataupun tidak.

Meski pada orang yang divaksin masih bisa tertular namun menurutnya mereka lebih cepat pulih. “Orang yang divaksinasi (cenderung) pulih lebih cepat daripada orang yang tidak divaksinasi,” ujarnya. Ia menilai pasien yang tidak divaksin tampaknya mengalami keparahan myalgia (nyeri otot) dan sakit kepala yang parah dibanding pasien yang divaksin.

8 gejala Covid-19 Omicron bagi yang sudah divaksin

Sementara itu, jika mengutip Independent yang mengutip jurnal penyakit menular dan Epidemiologi, Eurosuveillance maka terdapat delapan gejala utama mereka yang divaksin kemudian terkena Omicron yakni:

  • Batuk
  • Pilek
  • Kelelahan
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Demam
  • Bersin.

Adapun dari studi tersebut ditemukan bahwa batuk, pilek dan kelelahan adalah gejala Covid-19 Omicron paling umum pada mereka yang divaksin. Sedangkan bersin dan demam adalah gejala Covid-19 Cmicron paling jarang terjadi.

Para ahli juga menyarankan ada dua gejala yang bisa menjadi tanda dengan kemungkinan besar Covid-19 Cmicron yakni kelelahan dan pusing atau pingsan. Lebih dari sekadar merasa lelah, kelelahan yang muncul adalahnyeri tubuh dengan menyebabkan otot yang sakit atau lemah, sakit kepala, dan bahkan penglihatan kabur dan kehilangan nafsu makan.

Mencegah Covid-19 Omicron

Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menyatakan pemerintah terus mendorong pemberian suntik vaksin Covid-19 untuk masyarakat. Hingga 9 Februari 2022, Indonesia telah memiliki lebih dari 500 juta vaksin dan hingga 11 Februari 2022 pukul 12.00 WIB, total 187,9 juta (90,23%) jumlah masyarakat Indonesia telah divaksinasi dosis 1 dan 134,6 juta (64,64%) telah divaksinasi dosis 2.

Masyarakat diimbau untuk mengikuti program vaksinasi pemerintah karena vaksinasi telah terbukti secara ilmiah mampu mengurangi risiko terburuk akibat terinfeksi COVID-19. ''Data Kemenkes periode 21 Januari hingga 8 Februari 2022 menunjukkan dari 487 pasien COVID-19 yang meninggal, 66% di antaranya belum divaksinasi lengkap. Kami terus mendorong masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi yang telah disediakan secara gratis oleh pemerintah, termasuk vaksinasi booster, terutama bagi mereka yang lansia. Penelitian terbaru Kemenkes, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Indonesia menunjukkan mereka yang sudah mendapatkan vaksin Sinovac dua dosis, pemberian vaksin booster setengah dosis mampu meningkatkan antibodi yang sebanding dengan dosis penuh,'' ujar Nadia.

Jarak waktu terbaik untuk mendapatkan booster Covid-19 adalah minimal 6 bulan setelah menerima vaksinasi kedua. Kemudian, apabila apabila seseorang mendapatkan booster di bulan ke 6-9, maka antibodi yang diproduksi bisa sampai 12,5 88,9 kali lipat, tergantung merek vaksin booster yang digunakan.

Meski begitu, vaksinasi bukan satu-satunya cara untuk mampu mengurangi dampak terburuk Covid-19. Pemerintah selalu menghimbau, cara terbaik adalah melengkapi vaksinasi bersama protokol kesehatan yang disiplin seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Lewat semua cara pencegahan yang bisa dilakukan baik oleh pemerintah dan masyarakat, diharapkan penularan Covid-19 yang didominasi Omicron bisa segera dilalui dan dikendalikan secepatnya.

Itulah perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia hingga 13 Februari 2022 beserta ciri-ciri dan gejala Covid-19 Omicron yang sudah pernah divaksin. Mari menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×