Reporter: Dadan M. Ramdan, Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta bakal dihelat pada 11 Juli 2012. Sejauh ini sudah ada enam pasangan calon yang sudah mendaftar ke KPUD Jakarta. Ada beberapa lembaga riset yang melakukan survei, tapi umumnya masih cenderung pada aspek elektabilitas calon.
Tapi, Pusat Kajian Politik Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia (Puskapol FISIP UI) melakukan survei pra-Pilkada DKI dengan memotret aspirasi dan penilaian warga Jakarta soal permasalahan kotanya dan hubungan dengan seleksi calon pemimpinnya.
Hasilnya, menurut Dirga Ardiansa, peneliti Puskapol FISIP UI, cukup banyak responden yang menganggap belum ada figur yang mampu mengatasi masalah Jakarta. "Separuh responden atau 59,2% masih bimbang atau belum tahu apakah figur yang ada mampu membereskan sederat masalah Jakarta," ungkapnya, kemarin.
Hanya seperempat responden atau 23% yang sudah menetapkan pilihannya dengan menjawab ada yang mampu dari enam bakal pasangan itu. Di sisi lain, ada 17,6% responden yang skeptis dengan menilai tidak ada kandidat yang mampu mengatasi rumitnya masalah Jakarta.
Dirga menyebutkan ada 12 persoalan yang dianggap responden harus diatasi oleh pemimpin Jakarta, di antaranya kemacetan, banjir, lingkungan (sampah, air, polusi), keamanan, kesejahteraan, tata ruang kota, ketenagakerjaan, kesehatan, birokrasi, dan pendidikan.
Nah, dari kompleksitas masalah tersebut, maka pemimpin menjadi faktor strategis dalam membenahinya. "Dalam konsteks inilah persaingan merebut posisi pemimpin Jakarta diposisiskan sebagai persaingan ide atau program untuk mengatasi masalah itu," terang Dirga.
Sebab itu, korelasi dari survei ini mayoritas responden akan mempertimbangkan program kandidat dalam menentukan pilihannya, yakni sebanyak 75,74%. Dirga bilang, data ini menegaskan persaingan dalam ide atau program lebih diharapkan mewarnai kampanye para pasangan calon pemimpin Jakarta, ketimbang menonjolkan aspek primordialiseme dan kedekatan berbasis sentimen kelompok.
Terlebih, dari survei ini diketahui 53,5% responden menyatakan kinerja gubernur saat ini hanya biasa-biasa saja, ini membuktikan indikasi level kepuasaan yang tidak terlalu kuat. Bahkan, 37% secara tegas menyatakan tidak puas, sedangkan yang mengaku sangat memuaskan 0,13% dan 3,37 menilai sangat tidak memuaskan dengan prestasi kerja Gubernur Fauzi Bowo.
Sri Budi Eko Wardani, Kepala Puskapol FISIP UI menambahkan, survei ini memetakan bahwa responden memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang persoalan Jakarta. Sebab itu, kontentansi berbasis program diharapkan dapat mewarnai Pilkada DKI.
Menurutnya, kombinasi penilaian yang biasa saja atas kinerja incumbent dan belum adanya kandidat yang dianggap mampu dalam membereskan masalah Jakarta, dapat memberikan ruang kompetisi terbuka dalam level yang hampir beribang bagi semua kandidat. "Persaingan antarpasangan calon diprediksi akan berlangsung ketat," jelas Wardani.
Sekadar diketahui, survei dilakukan pada 12 hingga 17 April 2012 melibatkan 742 responden di lima wilayah di DKI Jakarta. Responden dipilih dengan metode stratified random sampling, dengan sampling error berada di plus-minus 3,6 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News