Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Lebih lanjut, Shinta mengungkapkan kalau perjalanan dunia usaha belum sepenuhnya mulus dalam era new normal ini. Hambatan terutama datang dari masalah transparansi, koordinasi, dan komunikasi terkait dengan relaksasi yang dibebankan oleh pemerintah kepada pelaku usaha.
"Banyak perusahaan yang merasa bingung dan terus menerus bertanya soal compliance untuk beroperasi pada new normal karena komunikasi aturan-aturan tersebut dari pemerintah kepada pelaku usaha kurang lancar, tidak seamless, multi interpretasi dan hotline nya juga tdiak ada untuk berkonsultasi," tambah Shinta.
Baca Juga: Begini respons pengusaha terkait perpanjangan PSBB transisi di DKI Jakarta
Selain itu, kendala juuga datang dari manajemen arus orang di tempat usaha karena ketentuan terkait kapasitas jumlah orang. Hal ini sulit, karena tingkat ketidakpatuhan masyarakat masih relatif tinggi.
Untuk selanjutnya, Shinta pun berharap stimulus segera digelontorkan oleh pemerintah kepada sektor riil dalam bentuk pendanaan ataupun fresh capital injection. Hal ini untuk memastikan agar sektor riil nasional bisa terus bergerak secara positif dalam jangka pendek hingga kondisi pasar lebih stabil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News