kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kadin: Realisasi investasi di 2020 tergantung omnibus law dan perubahan DNI


Rabu, 01 Januari 2020 / 15:15 WIB
Kadin: Realisasi investasi di 2020 tergantung omnibus law dan perubahan DNI
ILUSTRASI. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani .


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

Hal ini tentu menyebabkan China harus kembali diperhitungkan sebagai pesaing tujuan investasi manufaktur global. "Basis industri Indonesia relatif sama dengan China. Adapun punya kelebihan yakni produksinya  jauh lebih efisien dibanding Indonesia saat ini," ungkapnya.

Sementara di level nasional, pelaku usaha dan investor nasional terlihat belum akan bergerak ke sektor-sektor manufaktur lain kalau iklim usaha di sektor tersebut belum dianggap kondusif atau financially viable untuk diinvestasikan.

Baca Juga: Percepatan digitalisasi Noozle, Pertamina siap beri insentif Rp 5 per transaksi

Menurut Shinta pasar domestik sebagai pendorong utama pertumbuhannya cenderung stagnan dan pasar global belum pulih.

Akibatnya investor hanya akan berinvestasi kalau perhitungan biaya-biaya tersebut sudah cukup efisien dan perhitungan return investasinya meyakinkan meskipun kondisi pasar lesu. Jadi Shinta belum bisa memprediksi berapa banyak investasi yang akan masuk ke dalam negeri. Katanya harus melihat sejauh mana dampak omnibus law dan DNI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×