kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kadin: Pertumbuhan ekonomi bisa 5,1% tahun ini


Selasa, 15 Agustus 2017 / 09:36 WIB
Kadin: Pertumbuhan ekonomi bisa 5,1% tahun ini


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017 sebesar 5,01% year on year (yoy). Angka itu sama persis dengan angka kuartal I 2017. Namun dibanding pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2016 sebesar 5,18%, pencapaian di kuartal II 2017 melambat.

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi semester I 2017 mencapai 5,01% yoy, melambat dari semester I 2016 yang sebesar 5,04.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani memprediksi, pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada pada angka 5,0% hingga 5,1%. Sementara, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) telah disepakati pertumbuhan ekonomi 5,2% hingga akhir tahun. “Dari Kadin paling optimisnya 5,1%,” ucap dia di Jakarta, Senin (14/8).

Menurut Rosan, salah satu tantangan pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi adalah soal daya beli masyarakat yang tumbuh lambat. Asal tahu saja, pada kuartal II-2017, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,95%. Angka lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 5,07%.

Oleh karena itu, ia memberi usulan agar pemerintah memberikan stimulus untuk mendorong daya beli masyarakat. Dorongan itu bisa berupa stimulus pajak. “Kenapa pemerintah tidak bikin kebijakan, misalnya dalam dua minggu, diberikan insentif bagi yang belanja tidak dikenakan PPN, misalnya makan di restoran,” katanya.

Menurut Rosan, dengan memberikan relaksasi seperti itu bisa mendorong orang mulai belanja lagi. Ia mengatakan, hal ini dilakukan di Thailand di mana begitu daya beli turun diberikan insentif. “Perlu relaksasi dan tidak perlu panjang-panjang. Untuk mengembalikan confidence lagi saja,” ucapnya.

Adapun Rosan memberi usul untuk membebaskan PPnBM atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah untuk sementara agar memberikan dorongan bagi masyarakat untuk belanja. “Kalau dilihat sekarang orang bukan tidak ada duit, melainkan tidak spending saja. Dari data-data, orang taruh deposito naik signifikan di bank-bank dan kenaikan deposito bukan yang satu bulanan, justru tiga sampai enam bulan,” jelasnya.

Di sisi lain, pemerintah masih optimistis pertumbuhan ekonomi bisa mencapai target 5,2%. Bila demikian, pertumbuhan ekonomi semester II 2017 harus 5,4%. "Ya kenapa tidak," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.

"Bisa saja bergeraknya itu tidak langsung 5,4% dan 5,4%, tetapi ya sedikit lebih rendah (di kuartal III) lalu lebih tinggi (di kuartal IV)," kata Darmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×