Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia usaha berbicara lebih spesifik mengenai pentingnya efisiensi biaya logistik. Target yang ingin dicapai pemerintah adalah mengurangi biaya logistik dari 24% menjadi 19,2% pada tahun 2019.
Ketua Komite Tetap Bidang Logistik dan Supply Chain (SC) Kadin Iskandar Zulkarnain mengatakan, apabila biaya mahal, maka mempengaruhi Harga pokok penjualan (HPP) dari sisi importir produsen atau pembeli
Menurutnya, selama ini biaya logistik menjadi mahal karena beberapa hal. Di antaranya, lamanya kontainer di pelabuhan yang kena biaya storage dan biaya macam-macam yang muncul dari perjalanan.
“Nah ini yang berusaha harus ditekan, maka pentarifan yang tadinya biayanya macam-macam itu dikurangi sehingga yang ditagihkan seminim mungkin, tidak sebanyak yang dulu ada,” kata Iskandar, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/10).
Iskandar melanjutkan, komponen-komponen yang ditagihkan tersebut yakni receiving delivery, lift-on lift-off, penumpukan storage, survey, insurance. “Bila macam-macam ini komponennya dikurangi, biaya di-reduce sehingga bisa mencapai itu (19,2% di tahun 2019),” ucapnya.
Menurutnya, ada beberapa komponen yang bisa ditekan, misalnya biaya sewa gudang, tarif trucking, lift-on lift-off container, biaya jasa, dan ekspedisi muatan kapal laut (EMKL).
“Negara lain sangat efisien, jadi mereka lebih rendah. Indonesia dari dulu high cost economy, high cost di logistik,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News