kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kadin: Industrialisasi jadi solusi menekan defisit neraca dagang


Selasa, 15 Oktober 2019 / 20:13 WIB
Kadin: Industrialisasi jadi solusi menekan defisit neraca dagang
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Kamdani, Selasa (21/6).


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan September mengalami defisit sebesar US$ 0,16 miliar. Dengan begitu, defisit neraca perdagangan Januari 2019 - September 2019 mencapai US$ 1,9 miliar.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Kamdani mengatakan, defisit akan tetap ada mengingat struktur impor Indonesia masih didominasi oleh bahan baku dan bahan penolong. Ekspor masih akan tertekan mengingat kondisi global yang masih bergejolak. 

Baca Juga: Neraca dagang bulan September 2019 defisit, ini kata ekonom Bank Permata

Shinta berpendapat, untuk bisa menekan angka defisit maka industrialisasi di sektor hulu adalah solusi yang tepat. Menurutnya, dengan industrialisasi maka ketergantungan impor akan berkurang.

"Solusinya adalah kita harus industrialisasi. Bagaimana kita bisa mengembangkan industri hulu kita, agar kita tidak bergantung kepada impor," tutur Shinta, Selasa (15/10). 

Sementara, untuk mendorong ekspor, Shinta mengatakan, pemerintah harus terus mengembangkan ekspor ke pasar-pasar non tradisional. Menurut Shinta, saat ini Indonesia masih terlalu bergantung pada pasar ekspor tradisional.

Baca Juga: Perluas akses pasar, Kemendag genjot perjanjian dagang dengan negara lain

Dalam pemberitaan Kontan sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan, defisit neraca perdagangan di September masih disebabkan  kinerja ekspor yang masih tidak ekspansif.

Ini karena perekonomian global yang masih tidak pasti sebagai imbas dari perang dagang antara China dan Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×