Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Bekasi dan Tanggerang (Jabodetabek) berdampak langsung pada banyak sektor termasuk ekonomi.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Diana Dewi menyebut potensi kerugian ekonomi dari peristiwa tersebut ditaksir mencapai lebih dari Rp 5 triliun.
"Bisa dibayangkan, ada ribuan toko ritel yang harus tutup, sejumlah tempat usaha harus meliburkan pekerjanya, kinerja perusahaan terganggu karena pekerjanya harus libur, dan sebagainya. Belum lagi dampak kemacetan akibat akses jalan yang macet di sekitar lokasi banjir," kata Diana pada Kontan.co.id, Jum'at (7/3).
Walau begitu, Diana menekankan saat ini yang paling utama adalah menyelamatkan warga dan melakukan pembersihan di sejumlah lokasi yang terkena banjir, sehingga warga bisa kembali ke rumahnya.
Lebih lanjut pemerintah juga diharapkan menyiapkan langkah jangka panjang untuk memitigasi kejadian berulang.
Pertama, meningkatkan kapasitas dan efisiensi sistem drainase yang ada, serta membangun sistem drainase baru di wilayah-wilayah yang rawan banjir.
Kedua, melakukan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang efektif. Ketiga, mengembangkan sistem peringatan dini yang efektif untuk memberikan peringatan kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya banjir.
Baca Juga: Untuk Cegah Banjir Jabodetabek, BMKG Modifikasi Cuaca Selama 24 Jam
Keempat, mengelola limbah sampah dengan baik. Kelima, mengembangkan rencana kontinjensi yang efektif untuk menghadapi banjir, termasuk rencana evakuasi, rencana penanganan korban, dan rencana pemulihan.
Keenam, membangun infrastruktur anti-banjir seperti tanggul, pintu air, dan pompa untuk mengurangi risiko banjir. Juga pemeliharaan infrastruktur penampungan air, seperti waduk, embung, dan situ. Ketujuh, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko banjir dan pentingnya mitigasi banjir.
Kedelapan, penanaman pohon dan penghijauan di lahan terbuka dapat membantu menyerap air dan mencegah banjir. Terakhir, meningkatkan kerjasama dengan daerah-daerah di sekitar Jakarta.
Diketahui, sejak Senin (3/3), banjir melanda sejumlah daerah, yakni wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, sebelumnya melaporkan dampak dari banjir akibat hujan deras di Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi.
Abdul menyebut total 155 rumah di Bekasi terendam banjir dengan tinggi air mencapai 150-200 cm.
Saat ini, BPBD setempat tengah mengerahkan perahu karet untuk evakuasi warga terdampak ke lokasi yang aman.
Baca Juga: Begini Repons Sejumlah Perusahaan Asuransi Terkait Banjir Jabodetabek
"Sebanyak 140 unit rumah di Kota Bekasi dan 15 unit rumah di Kabupaten Bekasi terendam banjir dengan tinggi muka air sekitar 150 sampai 200 sentimeter," ujar Abdul dalam keterangannya, Selasa.
Lalu, di DKI Jakarta, banjir melanda dua area kota administrasi, yakni Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, dengan tinggi muka air mencapai 300 cm.
BPBD setempat mencatat sebanyak 323 unit rumah dan 1.027 jiwa terdampak kejadian ini.
BNPB pun menyerahkan bantuan logistik berupa 200 lembar matras, 100 lembar terpal, 200 paket sembako, 100 paket makanan siap saji, dan seperangkat hygiene kit.
Baca Juga: Banjir Jabodetabek Butuh Kolaborsi Pusat dan Daerah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News