kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Jumlah uang kartal yang beredar menurun, pedagang keluhkan pengunjung berkurang


Minggu, 22 Desember 2019 / 22:38 WIB
Jumlah uang kartal yang beredar menurun, pedagang keluhkan pengunjung berkurang
ILUSTRASI. Petugas bersiap menata tumpukkan uang di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (20/6). Bank Mandiri menyiapkan uang kartal sebesar Rp23,5 triliun untuk pengisian mesin ATM pada libur panjang lebaran, yang mana penarikan tunai melalui ATM diperkirakan


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - TANGERANG. Kondisi uang kartal di luar bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam beberapa bulan terakhir mengalami penurunan. Sebagai komponen dari uang, Bank Indonesia (BI) mencatat hingga Oktober 2019, uang kartal yang beredar di masyarakat adalah sebesar Rp 611,0 triliun.

Pertumbuhan uang kartal tersebut adalah sebesar 5,1% yoy atau lebih rendah dari tahun lalu yang sebesar 11,7% yoy. Meski begitu, bila dibandingkan dengan bulan September 2019 yang tumbuh 4,0% yoy, terjadi peningkatan peredaran uang kartal.

Baca Juga: BI: Peredaran uang kartal dipengaruhi kebutuhan transaksi

Menurut Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy, penurunan jumlah uang kartal yang beredar disebabkan oleh semakin berkurangnya pembayaran dari program pemerintah seperti penyaluran bantuan sosial (bansos).

Selain itu, ini juga berkaitan dengan pola musiman, yaitu sudah berakhirnya musim pemilihan umum (pemilu) sehingga belanja politik pun sudah tidak ada. "Ini yang menyebabkan uang beredar juga semakin berkurang dan berkurangnya transaksi masyarakat," ujarnya, Minggu (22/12).

Sementara itu, Kontan.co.id pun melakukan reportase ke Pasar Kelapa Dua Tangerang. Kondisi penurunan transaksi masyarakat tersebut juga dibenarkan oleh salah satu penjual sembilan bahan pokok (sembako) Iren.

Baca Juga: BI menyiapkan uang tunai Rp 105 triliun jelang liburan Natal dan akhir tahun

Wanita tersebut mengungkapkan bahwa hasil penjualan pada bulan-bulan ini pun mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, tokonya masih bisa menghasilkan hingga lebih dari Rp 4 juta per hari. Meski saat ini lesu, tokonya masih bisa mengantongi penghasilan lebih dari Rp 3 juta per harinya.

"Ini pun karena saya berjualan rokok. Jadi sepertinya terbantu dari situ. Apalagi sebentar lagi harga roko naik. Saya sih berharap penjualan saya bisa lebih tinggi," kata Iren kepada Kontan.co.id, Sabtu (21/12).

Hal serupa juga diungkapkan oleh Maya (bukan nama sebenarnya), penjual buah-buahan di Pasar Kelapa Dua. Menurutnya, setelah event lebaran, pengunjungnya berkurang signifikan.

Baca Juga: PPATK temukan rekening kasino punya kepala daerah, begini respons KPK

Ia pun mengenang bahwa pada event puasa dan lebaran, banyak pengunjung yang datang. Bahkan, ia bisa mengantongi lebih dari Rp 1,5 juta per harinya hanya dari bahan-bahan buah persiapan ta'jil, seperti kolang-kaling, labu, dan pisang.

Sementara saat ini menjelang akhir tahun pun, pengunjungnya tak meningkat signifikan. Meski begitu, ia mengaku cukup terbantu karena ia menerima pesanan seperti parsel buah. Ini bisa menambah penghasilan dari pesanan tersebut.

"Memang ekonomi sekarang sedang susah. Di mana-mana. Imbasnya ya ke kami, para pedagang. Berharap saja semoga masyarakat mau belanja lagi sehingga kami pun sama-sama terbantu," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×