Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pelamar pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2019 kesulitan memperoleh informasi jumlah kompetitor yang dihadapinya saat memilih satu formasi di suatu instansi pemerintah, dan selanjutnya melakukan submit di Sistem Seleksi CPNS Nasional Badan Kepegawaian Negara (SSCN BKN).
Menanggapi hal itu Pelaksana Harian (Plh) Kepala Biro Humas BKN, Mohammad Ridwan, mengakui jika Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) CPNS menutup informasi mengenai jumlah kompetitor di satu formasi di satu instansi yang sama.
Baca Juga: KSPI minta hak penyandang disabilitas dipenuhi
Pertimbangannya, menurut Ridwan, yang pertama sudah ada data dan fakta tahun lalu bahwa jumlah pelamar itu tidak valid dan banyak yang melakukan usaha seolah-olah memperbanyak jumlah pelamar di satu formasi.
“Kita ngga tahu mereka dapat NIK dari mana, bisa login, bisa buat akun, kemudian bisa daftar dan submit dengan dokumen yang aneh-aneh. Sehingga di beberapa tempat merata jumlah pelamar yang sesungguhnya itu tidak valid,” kata Ridwan dalam tanya jawab yang dirilis di akun YouTube BKN, Senin (2/12) dikutip dari laman setkab.go.id.
Alasan kedua, menurut Plh. Kepala Biro Humas BKN itu, karena Panselnas berpikir ketika seseorang sudah menjatuhkan pilihan di instansi tertentu dia tidak akan goyah mau berapa pun yang mendaftar di sana karena battle yang sesungguhnya setelah dia lulus administrasi adalah dirinya sendiri.
Baca Juga: Berikut 7 instansi yang masih buka pendaftaran CPNS 2019 hingga hari ini
Alasan ketiga, Plh. Kepala Biro Humas BKN Mohammad Ridwan mengingatkan, bahwa pada penerimaan pendaftaran CPNS Tahun 2018 dan Tahun 2019 ada kewajiban untuk tidak pindah selama 10 tahun.
Ia menjelaskan, kalau dibuka jumlah pelamarnya kemudian memindahkan formasi yang dianggap kosong, sedikit atau lebih tinggi secara statistik, akhirnya pertimbangan 10 tahun tidak minta pindah itu jadi pertimbangan ke sekian.
Padahal Panselnas ingin memenuhi kebutuhan guru, dokter di daerah 3T (Terluar, Terdepan, Terdalam) itu. “Kira-kira itu alasan kenapa kita tutup (informasi jumlah pelamar di satu formasi di satu instansi),” jelas Ridwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News