Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia
HOUSTON. Indonesia membuka diri jika ada peluang kembali bergabung dengan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). Hanya saja, Indonesia baru tertarik jika bisa dikecualikan dalam program pemangkasan produksi yang tengah dilakukan grup negara produsen minyak ini.
"Harus ada konsensus dulu bahwa kita tidak harus mengikuti program pemangkasan tersebut dari waktu ke waktu," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di acara pertemuan para produsen minyak di Houston, Amerika Serikat, Selasa (25/7).
Grup OPEC yang dipimpin Arab Saudi saat ini dalam program pemangkasan produksi 1,8 juta barel per hari, hingga Maret 2018. Tujuannya, mengurangi pasokan dunia yang berlimpah di tengah produksi jor-joran AS, sehingga harga minyak dunia bisa kembali menguat.
Indonesia dua bulan lalu mengungkapkan niatnya untuk bergabung kembali dalam OPEC. Indonesia, yang memompa 800.000 barel minyak per hari, akan menjadi anggota ke-15 grup ini jika jadi bergabung.
Mengutip Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sore ini ada di kisaran US$ 48,29 per barel, turun 0,9% dari posisi yang sama tahun lalu.
Seperti dikutip Reuters, Jonan mengaku nyaman dengan harga minyak saat ini yang mendekati US$ 50 per barel. Menurut dia, anggota OPEC perlu berdialog saat ini untuk meredakan ketegangan internalnya.
Di Houston, Jonan bertemu dengan beberapa perusahaan minyak seperti Chevron Corp, Exxon Mobil Corp, ConocoPhillips. Kementerian ESDM tengah berpromosi untuk mendorong investasi migas di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News