kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi: Operasi berhasil turunkan harga beras hingga Rp 50


Kamis, 10 Januari 2019 / 16:25 WIB
Jokowi: Operasi berhasil turunkan harga beras hingga Rp 50


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) melepas 112 truk untuk operasi pasar ke seluruh Indonesia.

Jokowi meyakini, evaluasi operasi pasar tidak diperlukan karena operasi pasar menunjukkan tren penurunan harga beras.

Padahal, sejauh ini harga beras rata - rata di tingkat pasar adalah Rp 11.000 per kg untuk beras medium.

"Saya juga mendapatkan info dari kabulog, memang sudah mulai menunjukkan tren turun, baru Rp 50," kata Jokowi di Gudang Bulog DKI - Banten, Kamis (10/1).

Jokowi menyebutkan bahwa beberapa hari ini harga beras turun karena Bulog terus melakukan operasi pasar. Oleh sebab itu stok ini harus di pakai untuk menjaga agar harga bahan pokok, terutama beras bisa sedikit turun.

Hal senada disampaikan oleh Budi Waseso, bahwa evaluasi yang ia lakukan menunjukkan bahwa serapan beras operasi pasar sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ekonomi masyarakat meningkat.

Target serapan beras operasi pasar adalah 15.000 ton per hari. Namun sayangnya data di lapangan menunjukkan serapan beras op medium hanya 500 ton per hari.

Izin bulog dalam melakukan operasi pasar ini akan dilakukan hingga Mei 2019. "Sekarang kecenderungan konsumen ke beras premiun. Artinya perekonomian masyarakat meningkat," jelasnya.

Evaluasi selanjutnya, ia mengatakan bahwa sebenarnya operasi pasar hanya terserap sedikit karena penyerahan beras operasi pasar tidak sesuai target.

Ia menyebut bahwa banyak yang masih membutuhkan beras medium yakni kelas menengah ke bawah.

"Tapi masih ada masyarakat menengah ke bawah yang membutuhkan beras medium. Itu sasaran op kita ke sana," ujarnya.

Buwas menjelaskan ia melakukan evaluasi dengan bekerjasama bersama Badan Pusat Statistik (BPS) untuk berkoordinasi terkait di mana saja pasar yang banyak pembeli berasnya, dan juga beras yang diinginkan oleh pembeli.

"Ada fluktuasi gejolak kenaikan harga yang masih kita pelajari terus, ada juga cuaca yang kita tidak bisa prediksi, ada suplai dan demand, pangsa pasarnya seperti apa, mata rantai di jejaring itu juga kita pelajari," jelasnya.

Buwas menegaskan bahwa hal tersebut menjadi bahan untuk evaluasi dan jika perlu diperbaiki ia akan memperbaiki agar harga bisa stabil.

"Manakala itu nanti harus kita perbaiki, kita perbaiki sehingga kalau suplai terganggu pasti harga naik, kalau mata rantai kepanjangan itu juga bakal naik. Jadi kita sedang perbaiki dan itu sambil berjalan," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×