kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi: Jangan hitung untung-rugi BBM di Papua


Selasa, 18 Oktober 2016 / 14:43 WIB
Jokowi: Jangan hitung untung-rugi BBM di Papua


Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kebijakan pemerintah dalam menekan harga BBM di Papua dari Rp 60.000 sampai Rp 100.000 per liter menjadi Rp 6.450 per liter menimbulkan kerugian bagi Pertamina. Presiden Joko Widodo mengatakan, berdasarkan perhitungan Pertamina yang diterimanya, kebijakan tersebut telah merugikan pertamina sampai dewgan Rp 800 miliar.

Jokowi tidak menjelaskan, kerugian tersebut akan ditanggung berapa lama. Tapi, dia mengatakan, masalah penurunan harga BBM di Papua tersebut tidak boleh dilihat hanya dari sisi untung rugi.

"Harus dilihat aspek keadilan, saya mau ada keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia tercipta dengan ini," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Bey Mahmudin, Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Selasa (18/10).

Jokowi yakin dalam mengemban tugas menekan harga BBM di Papua, Pertamina tidak akan berdampak banyak kepada kondisi keuangan Pertamina. Apalagi, saat ini pemerintah juga telah memberikan banyak kemudahan ke Pertamina untuk menjalankan bisnisnya.

"Sebagai BUMN, Pertamina juga sudah banyak memperoleh hak-hak istimewa untuk berbisnis. Jadi wajar pemerintah memerintahkan untuk mengemban tugas mewujudkan keadilan di harga BBM," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×