kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi ingin 15,6 juta keluarga masuk penerima PKH di 2020


Kamis, 13 Desember 2018 / 12:00 WIB
Jokowi ingin 15,6 juta keluarga masuk penerima PKH di 2020
ILUSTRASI. Presiden Jokowi


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan 15,6 juta keluarga miskin di Indonesia akan masuk dalam program keluarga harapan (PKH). Hal itu disampaikan Presiden saat memberi arahan dalam rangka Jambore sumber daya PKH Tahun 2018 di Istana Negara.

"Mulai 2020, saya ingin seluruh keluarga miskin di Indonesia itu semuanya harus dapat PKH," ucapnya, Kamis (13/12). Jumlah tersebut meningkat dari penerima tahun ini yang sudah mencapai 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

Atas kenaikan jumlah penerima itu pun, Jokowi bilang pasti akan tambahan anggaran. "Karena tahun depan sudah naik jadi Rp 34,4 triliun dari Rp 19,3 triliun (2017). Tahun depannya lagi (2020) nggak tahu melompat ke berapa lagi," tambah Presiden.

Maka itu, ia berpesan kepada para 400 pendamping PKH yang hadir dalam acara tersebut untuk terus betul-betul mendampingi para KPM agar bisa langsung meloncat ke level yang lebih tinggi.

Oleh karena itu sangat penting untuk validasi data. "Itu penting sekali, dan itu tanggungjawab bapak ibu sekalian," kata Jokowi. Kemudian, para pendamping juga memastikan penyaluran dana itu benar-benar sampai ke tangan KPM.

Hal itu mengingat jumlah yang diberikan sangatlah besar. Pun dalam kesempatan yang sama, Presiden juga menerangkan saat ini tugas pemerintah menjadi berat untuk menekan angka kemiskinan.

Saat ini berdasarkan data BPS, angka kemiskinan di Indonesia sudah mencapai 9,8%. "Untuk menurunkan angka kemiskinan kalau sudah satu digit memang perlu tenaga ekstra. Karena semakin sulit supaya meneken kurang kemudian hilang, yang kita harapkan itu. Sehingga muncul yang namanya PKH," jelas dia.

Maka itu, saat ini yang diperhatikan bukan hanya urusan fisik infrastruktur saja tapi juga peningkatan kualitas sumber daya manusia yang diberi perhatian lewat bantuan PKH. "Ini lah wujud dari sebuah keberpihakan negara pada rakyatnya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×