CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.902   -8,00   -0,05%
  • IDX 7.167   -48,04   -0,67%
  • KOMPAS100 1.095   -7,66   -0,69%
  • LQ45 872   -4,17   -0,48%
  • ISSI 217   -1,53   -0,70%
  • IDX30 446   -1,67   -0,37%
  • IDXHIDIV20 540   0,28   0,05%
  • IDX80 126   -0,86   -0,68%
  • IDXV30 136   0,18   0,13%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,19%

Jokowi: Indonesia Jadi Titik Terang di Tengah Ekonomi Dunia yang Suram


Kamis, 20 Oktober 2022 / 04:58 WIB
Jokowi: Indonesia Jadi Titik Terang di Tengah Ekonomi Dunia yang Suram
ILUSTRASI. Presiden Jokowi mengatakan perekonomian Indonesia menjadi titik terang di tengah perekonomian dunia yang suram.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Jokowi mengatakan perekonomian Indonesia menjadi titik terang di tengah perekonomian dunia yang suram. Pernyataan Jokowi tersebut mengutip pernyataan Dana Moneter Internasional (IMF). 

“Ini yang ngomong bukan kita lho ya, Kristalina, Managing Director-nya IMF, titik terang di antara kesuraman ekonomi dunia. Kan bagus kalau banyak yang menyampaikan seperti itu, sehingga trust/kepercayaan global terhadap kita akan semakin baik,” kata Jokowi seperti yang dilansir di laman setkab.go.id.

Salah satu indikasinya adalah di tengah resesi yang mengancam sejumlah negara, perekonomian Indonesia pada kuartal II-2022 masih dapat tumbuh sebesar 5,44%. 

Menurut Jokowi, hal ini wajib disyukuri karena Indonesia termasuk negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di antara negara-negara G20 maupun negara-negara lainnya.

Selain itu, dari segi inflasi, pada bulan Agustus tingkat inflasi di Indonesia masih terkendali pada angka 4,6%. Sedangkan inflasi pada kuartal II 4,9%. Tingkat inflasi Indonesia juga relatif lebih baik dari sejumlah negara di dunia.

“Karena kenaikan BBM kemarin inflasi naik sedikit 5,9%, masih bisa kita kendalikan,” ujarnya.

Sementara dari sisi neraca perdagangan, Indonesia berhasil mencatatkan surplus selama kurun waktu 29 bulan.

Baca Juga: Sri Mulyani: Banyak Negara Terancam Gagal Bayar Utang

“Tadi sudah disampaikan oleh Pak Zul, Menteri Perdagangan, dari Januari-September surplus kita mencapai US$ 39,8 miliar. Ini jumlah yang tidak sedikit,” tuturnya.

Jokowi optimistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga masih tumbuh di atas 5% atau di atas 5,4%. 

"Karena angka-angka yang kita lihat, neraca dagang kita bulan yang lalu masih surplus 5,7%, kredit tumbuh 10,7%, indeks kepercayaan konsumen masih di angka 124,7%. Semuanya masih pada kondisi yang baik-baik. Tetapi sekali lagi, dalam kondisi yang sangat-sangat sulit seperti ini kerja keras adalah kuncinya,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Dana Moneter Internasional (IMF) menilai, ekonomi Asia bakal cukup kuat bertahan di tengah pelemahan ekonomi global.  

Baca Juga: Guru Besar UGM: DSR Indonesia di Atas 20% Selama Pemerintahan Jokowi

Melansir laporan terbaru IMF yang berjudul Asia Sails Into Headwinds From Rate Hikes, War, and China Slowdown, IMF menjelaskan perekonomian Asia memang akan dihantam oleh sejumlah masalah. Kondisi tersebut akan menyebabkan rebound ekonomi Asia yang kuat pada awal tahun ini kehilangan momentumnya. Menurut IMF, pertumbuhan kuartal kedua Asia bakal lebih lemah dari perkiraan. 

IMF bilang, pihaknya telah memangkas perkiraan pertumbuhan untuk Asia dan Pasifik menjadi 4% tahun ini dan 4,3% tahun depan, yang jauh di bawah rata-rata 5,5% selama dua dekade terakhir. 

"Meskipun demikian, Asia tetap menjadi titik terang relatif dalam ekonomi global yang semakin meredup," jelas IMF.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×