kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Jokowi hargai keputusan mundur Din Syamsuddin dari kursi Utusan Khusus Presiden


Rabu, 26 September 2018 / 13:22 WIB
Jokowi hargai keputusan mundur Din Syamsuddin dari kursi Utusan Khusus Presiden
ILUSTRASI. Din Syamsuddin menjadi Utusan Khusus Presiden


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - TANGERANG. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghormati putusan Din Syamsuddin yang mundur Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban.

Sebelumnya Presiden mengaku telah menerima surat pengunduran diri secara resmi itu, Kemarin sore (25/9).

"Kemarin sore saya sudah menerima surat dari prof Din Syamsuddin, sudah menerima beliau juga sore hari itu. Saya sangat menghormati pilihan pak Din," ungkap dia di Ice BSD City, Rabu (26/9).

Menurut Presiden, Din setidaknya telah memiliki pertimbangan politis yang matang untuk mengundurkan diri jabatannya itu.

"Beliau ingin di tengah, ingin netral, saya sangat menghargai apa yang sudah diputuskan pak Din," tambahnya.

Untuk itu, dirinya bersiap untuk mencari siapa pengganti Din nanti. Sebab, jabatan tersebut sangat diperlukan untuk dialog antra agama dan antar negara.

Bahkan Presiden mengaku sudah memegang nama-nama dari calon penggantinya. "Sudah banyak, tinggal saya putuskan, tapi belum," katanya.

Sebelumnya, Din mengaku, mengundurkan diri karena Presiden Joko Widodo saat ini sudah resmi menjadi calon presiden yang akan berkontestasi dalam pemilihan presiden 2019.

Padahal, Din sebagai tokoh agama ingin tetap netral dan tak berpihak kepada salah satu kubu di Pilpres.

"Jadi kalau saya masih menjabat sebagai utusan khusus presiden yang sekarang jadi capres, itu berarti banyak yang memahaminya saya hanya ada di sini, di satu pihak, di satu kubu, dan itu akan menghalangi dan tidak memudahkan upaya saya untuk membangun kebersamaan dari masyarakat majemuk, di berbagai organisasi," kata Din.

Padahal, Din mengatakan, saat ini ia masih sebagai pemimpin dari organisasi atau gerakan yang harusnya bersifat netral. Ia masih menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×