Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pengelolaan kawasan wisata Candi Borobodur terpadu agar pemanfaatannya untuk menarik minat wisatawan bisa optimal.
Bahkan, saat ini disinyalir ada empat manajemen yang terlibat dalam pengelolaan kawasan bersejarah tersebut.
"Kalau kapal nahkodanya empat, biasanya memutuskannya bingung. Nah, ini yang harus diputuskan, juga masalah yang berkaitan dengan zonasi dan lain-lainnya," kata Presiden dalam siaran pers ketika menggelar kunjungan ke Candi Borobudur, Jumat (29/1).
Sebab itu, Presiden mengarahkan pihak-pihak terkait untuk segera memperbaiki pengelolaan kawasan Candi Borobudur.
Meskipun informasi yang masuk belum jelas, Jokowi mengaku, secara sayup-sayup ada empat manajemen yang terlibat dalam pengelolaan candi tersebut.
Jokowi juga meminta antar kementerian terkait serta pemerintah provinsi setempat bisa mengintegrasikan kebijakan agar pengembangan wisata ke depan berjalan baik.
Misalnya saja, dalam penyediaan fasilitas dan pelayanan berstandar internasional.
Keunikan Candi Borobudur yang sudah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO masih berpotensi untuk memikat wisatawan luar lebih banyak.
Seperti, dari Malaysia, Taiwan, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Hongkong, Belanda, Jerman, dan Brunei, serta Tiongkok.
Pada 2014 lalu, jumlah wisatawan asing yang datang ke Candi Borobudur mencapai 250.000 orang, dan wisatawan nusantara kurang lebih 2,2 juta orang.
Asal tahu saja, pengelolaan dipegang PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, salah satu perusahaan BUMN.
Belakangan, Kementerian Pariwisata juga tengah menyiapkan payung untuk membentuk badan otorita di kawasan Candi Borobudur sebagai salah satu program peningkatan 10 lokasi kawasan wisata unggulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News