CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Jokowi bidik dana asing US$8 M untuk infrastruktur


Selasa, 04 November 2014 / 18:41 WIB
Jokowi bidik dana asing US$8 M untuk infrastruktur
ILUSTRASI. Manfaat lobak untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan presentasi dihadapan 20 perusahaan yang tergabung dalam 20-20 Investment Association.

Dalam pertemuan tersebut Jokowi memaparkan sejumlah rencana pembangunan infrastruktur yang menjadi program pemerintahannya.

Presiden ketujuh Indonesia itu menilai para investor memiliki kemampuan finansial untuk mendukung proyek infrastruktur pemerintah. Sebab pemerintah tidak bisa jika hanya mengandalkan alokasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

"Kita butuh dana segar, untuk infrastruktur baik jalan tol, pelabuhan, energi dan kereta api," ujar Jokowi, usai pertemuan tersebut di Istana Negara, Selasa (4/11).

Adapun jumlah dana kelolaan perusahaan-perusahaan itu mencapai US$ 8 miliar.

Salah satu anggota 20-20 Investment Association Tom Lembong mengatakan, perusahaan yang datang sebagian besar bergerak di bidang manajer investasi dan lembaga keuangan dari berbagai negara. Beberapa diantaranya adalah Canadian Pension plan (CPP), perusahaan pengelola dana pensiun asal Kanada, serta perusahaan pengelola dana pensiun asal Korea Selatan yaitu National Pension Service (NPS).

Tom mengaku pihaknya tertarik dengan pemaparan Jokowi soal rencana proyek infrastruktur. Meskipun belum satupun perusahaan dari asosiasi ini yang pernah berinvestasi di Indonesia. "Jujur ini karena magnet Jokowi, saya sudah merencanakan pertemuan ini sejak awal tahun." ujarnya.

Tom mengaku pihaknya belum memutuskan apakah akan benar-benar berinvestasi di Indonesia. Pihaknya masih perlu melakukan observasi ke beberapa daerah seperti Jogja dan Bali. Sebab, ia juga tertarik untuk berinvestasi di bidang pariwisata. Menurutnya industri pariwisata Indonesia menjanjikan, dan belum dikembangkan secara penuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×