kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi beresin Jakarta dulu, baru maju capres


Rabu, 16 Oktober 2013 / 17:57 WIB
Jokowi beresin Jakarta dulu, baru maju capres
ILUSTRASI. JAKARTA,15/9-ANGKA KEMISKINAN MENINGKAT. Warga beraktifitas di gang pemukiman warga kawasan Kemanggisan Ilir, Jakarta, Rabu (15/9/2021). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bagi sebagian warga Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo merupakan sosok yang ramah dan mau mendengar keluhan warga. Mereka khawatir, jika Jokowi maju sebagai calon presiden, maka penggantinya tidak sebagus Jokowi.

Meski baru setahun memimpin Jakarta, Jokowi terus saja difavoritkan menjadi calon presiden pada Pemilihan Umum 2014. Jokowi secara pribadi tidak pernah menolak maupun menerima usulan menjadi capres. Ia menyerahkan sepenuhnya masalah pencapresan itu kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Tarik-dorong pencalonan Jokowi sebagai presiden itu juga terjadi di kalangan warga. Banyak yang mendukungnya menjadi calon RI-1, tetapi banyak pula yang menahannya. Ramidi (63), warga Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, merasa khawatir bila Jokowi benar-benar menjadi capres tahun depan.

"Saya enggak mau kehilangan Jokowi. Saya takut gubernur Jakarta yang baru nanti tak sebagus Jokowi," ujar Ramidi, Rabu (16/10/2013).

Ramidi secara tegas menolak jika Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama muncul sebagai pengganti Jokowi. Menurutnya, Basuki terlalu galak dan kurang ramah terhadap warga. Ramidi mengingatkan kembali tentang sikap Basuki saat memberikan pernyataan keras terhadap warga Muara Baru yang tidak mau pindah dari sekitar Waduk Pluit.

"Enggak suka Ahok (sapaan Basuki), kayak preman. Pemimpin jangan seperti itu dong, jangan emosian. Coba, warga Muara Baru saja sempat dibilang komunis," ujarnya.

Kekhawatiran yang sama juga dirasakan oleh Tiona, warga Klaster B Rusun Marunda di Cilincing, Jakarta Utara. Tiona belum rela jika Jokowi meninggalkan permasalahan yang belum tuntas di Ibu Kota. "Kalau nanti dia jadi presiden, nanti pikirannya kepecah ke daerah-daerah juga," katanya.

Pendapat serupa juga diucapkan oleh Sigim (51), warga Senayan. Ia merasa senang dengan kepemimpinan Jokowi. Baginya, Jokowi merupakan sosok pemimpin ideal dan langka karena menyampingkan kebutuhan pribadi serta mengedepankan kebutuhan warga. Sigim berharap Jokowi menghabiskan satu periode jabatannya sebagai gubernur sebelum melangkah ke istana. "Jokowi harus benahi Jakarta terlebih dahulu, baru bisa maju jadi presiden," ujarnya.(Dian Fath Risalah El Anshari/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×