kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Jokowi akan lanjutkan holding BUMN menjadi super holding


Sabtu, 13 April 2019 / 22:56 WIB
Jokowi akan lanjutkan holding BUMN menjadi super holding


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyatakan akan terus membangun holding-holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tujuannya, agar BUMN dapat menjadi institusi yang besar dan mampu bersaing dengan institusi di luar negeri.

Jokowi menyebut, akan membentuk holding BUMN yang berkaitan dengan konstruksi yaitu menyatukan BUMN Karya, membangun holding di bidang minyak dan gas, bidang pertanian dan perkebunan, serta bidang perdagangan.

"Artinya, nanti akan ada holding-holding dengan di atasnya ada super-holding," tandas Jokowi.

Menurut Jokowi, dengan cara itu, BUMN bisa lebih berani "keluar kandang" dan membuka jaringan maupun potensi pasar secara global.

Dengan skema holding yang lebih besar, nantinya BUMN juga diharapkan bisa lebih mudah mendapatkan pembiayaan modal untuk mengerjakan proyek-proyek berskala lebih besar.

"Kita tahu perusahaan-perusahaan (BUMN) Karya kita sudah mulai mengerjakan pekerjaan-pekerjaan besar di Timur Tengah, baik infrastruktur, perumahan," tuturnya.

"Pabrik INKA juga telah mengekspor kereta api ke Bangladesh dalam jumlah yang tidak sedikit. Kalau semua kita lakukan dan swasta lakukan semuanya, ini lah yang namanya Indonesia Corporation," tandas Jokowi.

Jokowi menilai, pembentukan holding akan semakin menarik pihak swasta maupun perusahaan-perusahaan dengan skala lebih kecil untuk ikut bekerja sama.

Ia mencontohkan Blok Rokan dan Blok Mahakam yang kini sepenuhnya telah dikuasai Pertamina. Begitu juga dengan 51% saham Freeport Indonesia yang sudah berada di bawah PT Inalum sebagai holdingnya. "Ini menunjukkan BUMN kita mampu melakukan akuisisi seperti itu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×