Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar tokoh-tokoh antaragama lebih sering berkomunikasi dan mengunjungi satu sama lain. Hal itu perlu untuk menjaga toleransi antarumat beragama.
"Untuk tetap menjaga toleransi dan perdamaian, Pak JK juga berharap agar tokoh-tokoh agama lebih sering saling mengunjungi, berkomunikasi agar pemahaman makin ditingkatkan," kata juru bicara Kalla, Husain Abdullah, menirukan apa yang disampaikan Kalla dalam pertemuannya dengan Forum Komunikasi Umat Beragama Papua di rumah dinas Wapres di Jakarta, Selasa (20/10).
Menurut Kalla, kata Husain, ada sejumlah kasus bernuansa agama yang terjadi di Indonesia. Namun, kasus bernuansa agama di Indonesia tidak seburuk yang terjadi di negara lain, seperti Filipina dan Thailand.
Hal itu karena masyarakat Indonesia mampu menjaga toleransi antarumat beragama. Contohnya keberadaan Candi Borobudur, candi peninggalan Buddha, yang menjadi sebagai simbol wisata Indonesia yang mayoritas berpenduduk Muslim. Penetapan hari libur nasional juga mencakup semua hari raya agama.
"Kabinet selalu ada Kristen dan yang penganut agama lainnya. Gubernur pernah pada masa yang bersamaan jumlah gubernur kita dari kalangan Kristiani mencapai 10 orang dan bisa diterima dengan baik kepemimpinannya," kata Kalla.
Di samping itu, Wapres menilai bahwa konflik besar yang terjadi di Indonesia, seperti konflik Poso, sebenarnya dilatarbelakangi masalah politik, bukan perbedaan agama.
Wapres juga menyampaikan kepada Forum Komunikasi Umat Beragama Papua mengenai perlunya aturan terkait pembangunan rumah ibadah. Menurut Wapres, sedianya undang-undang menjaga hak-hak beragama, termasuk hak membangun rumah ibadah.
"Kata Pak JK, undang-undang menjaga hak-hak beragama, tetapi tidak semua tempat bisa membangun rumah ibadah dan itu jadi urusan pemda di seluruh dunia," kata Husain menirukan Kalla.
Dalam pertemuan di rumah dinas pagi tadi, Forum Komunikasi Umat Beragama Papua menyatakan prihatin atas bentrokan antar warga yang terjadi di Aceh Singkil. Mereka meminta agar pemerintah membangun kembali rumah ibadah yang rusak akibat bentrokan di sana. (Icha Rastika)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













