Reporter: Handoyo | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah terus berupaya mendorong kalangan swasta untuk berinventasi sektor infrastruktur. Berbagai insentif telah digulirkan pemerintah untuk memberikan kemudahan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan sektor infrastruktur memiliki potensi yang besar. Hal ini dikarenakan infrastruktur akan selalu berkembang dan tidak akan pernah selesai sementara pendanaan dari negara lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terbatas.
"Karena bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya ekonomi, maka pembangunan infrastruktur akan berjalan terus," kata Jusuf Kalla, Selasa (8/11).
Menurut Kalla, sektor infrastruktur menjadi peluang bagi para investor. Dengan dana pemerintah yang terbatas, peluang bagi investor untuk masuk ke proyek-proyek infrastruktur menjadi sangat besar.
Apalagi, dengan konektivitas ASEAN perbaikan infrastruktur di masing-masing negara sangatlah penting. Dengan jumlah penduduk mencapai 600 juta jiwa, negara-negara kasawan ASEAN butuh perbaikan konektivitas. Konektivitas antarnegara di bidang transportasi maupun logistik akan membuat distribusi barang menjadi lebih efisien.
Sekadar catatan, dari roadmap infrastruktur di ASEAN, setidaknya ada tiga proyek dari Indonesia yang masuk. Ketiganya adalah pembangunan pelabuhan Makassar, jalan tol Manado-Bitung dan jalan tol trans Sumatera (kayu Agung-Palembang-Betung)
Sementara itu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, terkait persoalan konektivitas infrastruktur di Indonesia masih banyak yang potensial bila didanai oleh swasta.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, saat ini segala bentuk kemudahan yang diberikan kepada swasta untuk berinvestasi di dalam negeri sudah diberikan. "Yang penting realisasi aja sekarang," kata Sri.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, hal yang terpenting bagi kalangan dunia usaha dalam keikutsertaanya dalam pembangunan infrastruktur ini ialah perijinan yang tidak berbelit dan akses pembiayaan yang mudah. "Masih ada perijinan yang sulit didapat di daerah," kata Rosan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News