Reporter: Edy Can | Editor: Edy Can
CILACAP. Nelayan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah yang beberapa hari terakhir sulit melaut. Kendati demikian, jatah tambahan tersebut tidak bisa menjamin dapat dibagi rata kepada seluruh kapal nelayan terutama kapal-kapal besar penangkap tuna atau longline.
Kepala Operasional Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB) di Kompleks Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC) Drajat Supeno, Sabtu (26/5/2012) mengatakan, setelah sempat habis pada hari Minggu lalu, dua hari terakhir SPBB telah mendapat tambahan solar sebanyak 9 tangki atau sekittar 76 kiloliter (kl).
"Namun, stok ini bisa mencukupi kebutuhan kapal-kapal ikan yang kecil. Untuk kapal-kapal longline masih harus menunggu droping lanjutan BBM," jelasnya.
Menurut Drajat, krisis solar masih terus menghantui nelayan Cilacap setiapo menjelang akhir bulan. Hal itu terjadi karena setiap memasuki minggu keempat jatah BBM untuk nelayan Cilacap habis sehingga nelayan harus menghentikan operasionalnya hingga datang bantuan droping BBM.
Akibat terbatasnya stok BBM, Ketua Rukun nelayan PPSC Sri Gito menyebutkan, setidaknya ada delapan kapal longline yang belum terlayani, kendati sudah mengantre di pelabuhan selama lima hari. Antrean kapal-kapal pencari tuna itu diperkirakan terjadi sampai pada 9 Juni mendatang saat dropping BBM dilakukan lagi oleh Pertamina.
Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo selaku pengelola SPBB Cilacap, Untung Jayanto, mengakui sudah tiga bulan ini setiap menjelang akhir bulan, selalu terjadi krisis solar di antara nelayan. Menurut dia, sebenarnya jatah solar untuk nelayan tahun 2012 atau Januari sampai Desember 2012 sebesar 10.392 kl.
Dari jatah sebanyak itu, dibagi per musim ikan. Pada tiga bulan pertama, mendapat jatah 592-664 kl per bulan. Sedangkan tiga bulan berikutnya masing-masing 832 kl, dan tiga bulan selanjutnya masing-masing 1.136 kl. Adapun tiga bulan terakhir masing-masing 880 kl.
"Kenyataannya, April lalu, kebutuhan solar nelayan membengkak menjadi 984 kl. Pertamina lalu mengambil sebagian jatah solar Mei 2012 untuk menambah kekurangan di bulan April. Akibatnya jatah Mei menjadi berkurang. Untuk memenuhi kebutuhan Mei 2012, diambil sebagian jatah Juni, begitu seterusnya," ungkap Untung. (Gregorius Magnus Finesso/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News