kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Japan Credit Rating naikkan rating utang Indonesia, inflow dana asing bisa deras


Minggu, 02 Februari 2020 / 21:16 WIB
Japan Credit Rating naikkan rating utang Indonesia, inflow dana asing bisa deras
ILUSTRASI. kenaikan peringkat ini bisa menjadi angin segar bagi arus modal asing untuk bisa mengalir ke Indonesia dalam bentuk investasi portofolio.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat kredit, Japan Credit Rating (JCR) telah menaikkan peringkat utang (rating) Indonesia pada posisi BBB+, dengan outlook stable. Sebelumnya pada bulan April 2019, JCR memberikan peringkat utang Indonesia BBB dengan outlook positif.

Menurut ekonom BCA David Sumual, kenaikan peringkat ini bisa menjadi angin segar bagi arus modal asing untuk bisa mengalir ke Indonesia dalam bentuk investasi portofolio dan ke depannya bisa untuk meningkatkan investasi langsung.

"Karena melihat dari pengalaman negara lain, kalau peringkat naik biasanya akan ada pengaruh ke investasi langsung," terang David kepada Kontan.co.id, Minggu (2/2).

Baca Juga: Japan Credit Rating naikkan peringkat utang Indonesia jadi BBB+

Selain itu, David yakin kenaikan rating ini juga merupakan prospek baik untuk cadangan devisa. David memprediksi tahun ini cadangan devisa Indonesia bisa tercatat lebih dari US$ 130 miliar.

Sementara, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menganggap kenaikan rating Indonesia masih belum berdampak bagi aliran modal asing ke Indonesia.

Hal ini disebabkan oleh ekspektasi investor terhadap prospek ekonomi sepanjang tahun yang masih terganggu oleh risiko penyebaran virus corona dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) atau Brexit.

Ini pun juga terlihat di pasar modal, tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada penutupan Jumat (31/1) anjlok 117 poin atau 1,94% ke level 5.940,05 atau terendah dalam 8 bulan terakhir .

"Ini masih menunjukkan bahwa perhatian investor sekarang akan lebih ke arah isu-isu temporer yang memengaruhi penempatan portofolio baik di pasar modal maupun surat utang," jelas Bhima.

Untuk selanjutnya, David memperkirakan bahwa lembaga-lembaga pemeringkat seperti Moody's dan Fitch bisa memberikan peningkatan rating Indonesia. Hanya saja, ini dengan catatan lembaga-lembaga tersebut menaikkan outlook Indonesia terlebih dulu dari level stable ke level positif.

Namun, David yakin, lembaga-lembaga tidak akan menurunkan peringkat Indonesia karena dipercaya fundamental Indonesia masih bagus dan terjaga.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia dinilai tahan terhadap gejolak, JCR kerek rating utang ke BBB+

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×