Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Provinsi Jakarta tengah berupaya mengurangi ketergantungan persoalan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang. Saat ini, Pemprov tengah merencanakan membuat fasilitas pengolahan sampah dalam kota (intermediate treatment facility/ITF) di Sunter.
Proyek yang berada di atas lahan 3,05 hektare itu bernilai Rp 3 triliun. Sebanyak 30% sumber dana bakal berasal dari PT Jakarta Propertindo (JakPro) dan Fortrum, sedangkan sisanya dari 70% dari Worldbank.
Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto menyatakan nilai anggaran sebesar Rp 3 triliun itu nantinya akan menghasilkan 35 megawatt (MW) listrik.
“Sebenarnya menghasilkan 40 MW listrik, tetapi akan dijual 35 MW kepada PLN dan 5 MW untuk pembangkit sendiri,” tuturnya, Minggu (20/5).
DKI Jakarta sendiri per hari bisa menghasilkan 7.000 ton sampah. Untuk itu, pembangunan ITF Sunter yang memiliki kapasitas pengolahan 2.200 ton sampah diharapkan mampu mengurangi 7.000 volume sampah yang langsung dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Bantar Gebang.
Menurutnya, sampai saat ini tahap konstruksi masih dalam kajian amdal. Ditargetkan kajian amdal dapat selesai Oktober tahun ini, sehingga pembangunan sudah dapat dilakukan pada November 2018.
Ia bilang, pembangunan ITF berkapasitas 2.200 ton membutuhkan waktu sekitar 3 tahun. Sehingga ia harapkan November 2021 sudah bisa dijalankan.
Lanjutnya, dari 2.200 ton sampah akan dibagi dalam pengangkutan 5 ton dan 10 ton per hari dengan persediaan 200 truk -250 truk yang akan disediakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News