kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Jaga defisit, Menkeu kejar penerimaan pajak


Kamis, 26 Januari 2017 / 18:59 WIB
Jaga defisit, Menkeu kejar penerimaan pajak


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Upaya pemerintah mengejar target penerimaan pajak tahun ini masih dipenuhi tantangan. Jika pajak meleset, mau tidak mau pemerintah harus memangkas anggaran untuk menjaga defisit aggaran atau justru memperlebar defisit anggaran dengan konsekuensi menambah utang.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, pemerintah menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 1.307,6 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding realisasi tahun 2016 yang sebesar Rp 1.104,9 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui, penerimaan pajak tahun ini masih penuh tantangan karena pertumbuhan ekonomi belum sepenuhnya pulih. Target penerimaan pajak yang lebih tinggi pada tahun ini dibanding realisasi pada tahun lalu akan dicapai melalui extra effort.

Tak hanya itu, dia mengaku akan memperbaiki kelembagaan Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai, baik dari sisi sumber daya manusia hingga sistem teknologi melalui Tim Reformasi Perpajakan.

"Yang paling penting memunculkan budaya kepatuhan bagi masyarakat dan wajib pajak Indonesia. Negara ini tidak bisa jadi besar dan baik tanpa kepatuhan bayar pajak," kata Sri Mulyani, Kamis (26/1).

Sementara itu defisit anggaran dan posisi utang pemerintah Indonesia kata Sri Mulyani, termasuk relatif lebih baik dibandingkan dengan negara-negara berkembang atau negara maju. Nominal realisasi defisit anggaran tahun lalu yang sebesar Rp 307,7 triliun atau 2,46% dari produk domestik bruto (PDB).

Sementara itu, nominal defisit anggaran yang dipatok pada tahun ini meningkat menjadi Rp 330,2 triliun atau 2,41% dari produk domestik bruto (PDB).

Dia menegaskan, pemerintah akan menjaga pembiayaan defisit anggaran di tengah ketidakpastian ekonomi global tahun ini dan tahun-tahun mendatang. "Maka pembiayaan defisit akan dilakukan terus-menerus dengan prinsip kehati-hatian dengan kolaborasi agar mampu menyampaikan negara kita tanpa kompromi integritas maupun dari sisi profesionalisme," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×