kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jadi menteri, Airlangga contek catatan Saleh Husin


Rabu, 27 Juli 2016 / 21:58 WIB
Jadi menteri, Airlangga contek catatan Saleh Husin


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Menteri Perindustrian yang baru, Airlangga Hartarto berjanji akan meneruskan tugas yang selama ini telah dijalankan Saleh Husin. "Apa yg sudah dikerjakan Pak Saleh Husin luar biasa, kita teruskan saja," ujar Airlangga dalam sambutan serah terima jabatan di Kementerian Perindustrian, Rabu (27/7).

Pada masa-masa awal menjabat, Airlangga berencana mencontek catatan yang selama ini sudah dibuat Saleh Husin. "Saya perlu catatan beliau. Kalau di Kementerian semua dicatat beda dengan di DPR, catatannya ditinggalkan begitu saja di meja," kata dia seraya berkelakar.

Dari catatan Saleh Husin, Airlangga merangkum sejumlah tantangan terbesar yang dialami pemerintah. Yang pertama ialah gap ekonomi. Ada kesenjangan antara wilayah manufaktur dan non manufaktur.

"Harus ada didorong pemerataan yang berkualitas. Perlu ada pengembangan kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, atau wilayah perbatasan," kata dia.

Kedua, mengenai pertumbuhan ekonomi yang saat ini baru mencapai 5,5%. Sulit untuk menaikkan pertumbuhannya bila hanya ditopang anggaran Kemperin. "Stimulusnya tidak dengan anggaran, stimulannya melalui dunia usaha," kata Airlangga.

Airlangga mengacu pada catatan Saleh Husin soal industri logam yang ada di Ceper, Klaten. "Dulu industrinya hidup, sekarang industri seperti itu sudah pindah ke China," jelas dia.

Untuk itu, industri dalam negeri semacam di Ceper perlu didorong lagi supaya bisa berdaya saing. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pendidikan vokasi. Supaya bisa dijalankan, perlu ada insentif fiskasl guna mendorong pendidikan vokasi.

Ketiga, soal realisasi investasi yang belum maksimal. "Beliau bilang dalam tiga tahun terakhir banyak investor yang mau masuk tapi realisasinya terbatas. Berarti ada persoalan, kami akan cari jalan keluarnya," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×