Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Deputy Prime Minister of Spain dan Minister for Economy and Digitalization Nadia Calvino di Washington DC, Amerika Serikat (AS).
Keduanya saling membahas mengenai kondisi ekonomi global dan exit strategy yang harus dilakukan agar negara tidak terjebak dalam lingkaran tak berujung (vicious cycle). Misalnya, subsidi yang harus lebih ditujukan kepada kelompok yang memang banyak mendapatkan subsidi.
Baca Juga: Bertemu Bos Google, Sri Mulyani Bahas Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif
Sri Mulyani bilang, dirinya dan Nadia menaruh perhatian mengenai mahalnya harga komoditas dan bahan pokok (food security), yang salah satunya adalah karena kelangkaan pupuk.
"Kami sepakat forum bersama antara Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian sangat membantu dalam hal menghasilkan suatu kebijakan untuk mengatasi hal tersebut," ujar Sri Mulyani dalam unggahan instagram pribadinya, Minggu (16/10).
Menteri Nadia juga menyampaikan bahwa kerja sama tersebut tetap harus dilanjutkan walaupun nantinya masalah pupuk dan kelangkaan pangan ini sudah sudah terselesaikan karena masih banyak negara yang perlu didukung.
Nadia juga menilai bahwa Indonesia menjadi negara yang berhasil dalam menangani G20 di tengah tensi tinggi politik global dan meminta Sri Mulyani berbagi pengalaman mengenai cara menangani dinamika perbedaan pendapat di G20.
Baca Juga: Hadapi Ancaman Resesi Global Tahun Depan, Ini yang Disiapkan Pemerintah
Dalam membangun proses konsesus, delegasi G20 berkesempatan menjalin komunikasi yang baik dan persahabatan. Sri Mulyani menyebut, proses tersebut yang menciptakan hubungan antar negara menjadi lebih solid.
"Kami juga berdiskusi mengenai kelanjutan G20. Menteri Nadia menyampaikan harapan agar pertemuan Summit G20 pada bulan November nanti dapat menghasilkan rekomendasi yang solutif bagi dunia," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News