kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.535.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.177   23,00   0,14%
  • IDX 7.074   -6,27   -0,09%
  • KOMPAS100 1.051   -4,16   -0,39%
  • LQ45 822   -4,52   -0,55%
  • ISSI 212   -0,16   -0,07%
  • IDX30 422   -2,40   -0,56%
  • IDXHIDIV20 503   -3,34   -0,66%
  • IDX80 120   -0,41   -0,34%
  • IDXV30 125   -0,01   -0,01%
  • IDXQ30 139   -0,82   -0,58%

Istri tersangka korupsi tak mau jadi saksi


Kamis, 12 Februari 2015 / 13:09 WIB
Istri tersangka korupsi tak mau jadi saksi
ILUSTRASI. Manfaat minyak ikan sebagai nutrisi esensial yang bisa mengoptimalkan tumbuh kembang anak.


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Perkembangan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi Mantan Kepala Divisi VII PT. Adhi Karya Bali (Persero),Tbk, Ir. Wijaya Imam Santoso (WIS) menimbulkan polemik. Hal ini karena agenda untuk memeriksa istri Wijaya Imam tak bisa dilakukan.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Tony Spontana mengatakan bahwa Rabu kemarin, tim penyidik telah menganggendakan untuk melakukan pemeriksaan Rossalina Regina Murwati sebagai saksi. "Yang bersangkutan hadir memenuhi panggilan penyidik pukul 11.00 dan sebelum dilakukan pemeriksaan, penyidik menjelaskan terlebih dahulu ketentuan yang mengatur diperbolehkannya saksi untuk mengundurkan diri sebagai saksi sebagaimana diatur dalam Pasal 168 huruf c Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)," kata Tony, Kamis (12/2).

Dalam isi pasal dijelaskan kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini, maka tidak dapat didengar keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi. Sedangkan huruf c menjelaskan "suami atau isteri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai terdakwa”.

Setelah menjelaskan isi pasal dan memberikan informasi tersebut, Tony menuturkan bahwa saksi menyatakan mengundurkan dirinya sebagai saksi. "Lalu penyidik buat berita acara pemeriksaan keterangan pengunduran diri," sebut Tony.

Sebelumnya, Wijaya Imam Santoso ditetapkan sebagai tersangka karena diduga melakukan tindak pidana pencucian uang kurang lebih Rp 15 miliar. Wijaya Imam diduga menerima uang yang berasal dari efisiensi uang anggaran proyek (laba perusahaan) dan hasil pencairan klaim asuransi kerugian dari PT Jasa Raharja Putra pada periode Februari 2009 sampai dengan Juli 2010 yang masuk dalam rekening pribadinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×