kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.464   19,00   0,12%
  • IDX 7.122   15,62   0,22%
  • KOMPAS100 1.037   3,05   0,30%
  • LQ45 808   1,92   0,24%
  • ISSI 224   1,23   0,55%
  • IDX30 422   1,16   0,27%
  • IDXHIDIV20 508   6,18   1,23%
  • IDX80 117   0,36   0,31%
  • IDXV30 122   1,99   1,66%
  • IDXQ30 138   0,44   0,32%

Istana: PKS belum paham soal kebijakan BBM


Rabu, 05 Juni 2013 / 20:12 WIB
Istana: PKS belum paham soal kebijakan BBM
ILUSTRASI. Ada banyak bahan alami yang bisa Anda pakai sebagai cara menghilangkan mata panda. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Setelah sekian lama menahan diri mengomentasi sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) soal penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, akhirnya Istana angkat bicara. Pihak Istana menilai penolakan yang dilakukan secara terang-terangan oleh PKS menunjukkan bahwa mereka tidak paham kebijakan pemerintah.

Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menegaskan hal tersebut menanggapi manuver yang dilakukan PKS atas ketidaksetujuannya terhadap kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM. "Mereka (PKS) juga termasuk bagian atau kelompok yang masih belum bisa memahami secara persis apa yang menjadi alasan rasional dari kebijakan BBM," kata Julian di Kompleks Istana, Rabu (5/6).

Padahal, lanjut Julian, sebenarnya apa yang menjadi tujuan dari kenaikan harga BBM ini sudah jelas, yakni menyelamatkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara dari pemborosan dan subsidi yang tidak tepat sasaran. Maka Julian mengatakan pemerintah akan meningkatkan dan mengefektifkan sosialisasi kenaikan harga BBM agar semua pihak bisa memahaminya tak terkecuali PKS.

Pihak Istana berharap, dengan meningkatkan sosialisasi, PKS dan pihak lainnya yang menolak kenaikan BBM bisa sepaham dengan pemerintah. Terkait penolakan PKS untuk hadir dalam rapat BBM di kediaman Wakil Presiden Boediono tadi malam (4/6), Julian mengatakan di koalisi ada etikanya, sehingga tindakan PKS itu sebaiknya dikembalikan ke etika dan komitmen partai koalisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×