Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso, mengaku kecewa dengan aparat intelijen negara Indonesia. Hal tersebut dikatakan Priyo lantaran intelijen Indonesia dianggapnya tidak bisa mencium gerakan bawah tanah Organisasi Negara Islam Indonesia KW 9 (NII).
Apalagi ditambah isu yang beredar saat ini jika ternyata NII KW 9 telah memiliki ratusan miliaran dana yang pernah didepositokan di Bank Century kantor yang kini bernama Bank Mutiara kantor Cabang Senayan.
“Ini kok dibiarkan. Ada yang salah dengan intelijen negara. Saya agak kecewa dengan aparat intelijen negara. Kita terperanjat kenapa bisa terjadi sebesar itu. Apalagi ada sejumlah rekening miliaran, kalau itu benar ada rekening NII wah luar biasa,” ujar Priyo di Gedung DPR RI Nusantara III, Kamis (28.4).
Alhasil, Priyo meminta agar pemerintah dan alat-alat negara yang berhubungan dengan keamanan memiliki langkah jitu. Lanjutnya, termasuk intelijen yang harus bisa dengan segera melumpuhkan jaringan teror maupun jaringan yang tidak lazim.
“Ini tugas kami di DPR, tugas ormas-ormas Islam. Tetapi tugas pemerintah intelijen jauh lebih penting untuk menangkal itu. Kok bisa kecolongan seperti itu,” tambahnya.
Bagi Priyo kasus NII KW 9 telah menampar aparat Indonesia dan juga tokoh-tokoh agama Islam. “Ini betul-betul menampar kita semua. Secara khusus harus dilakukan untuk melumpuhkan gerakan ini kalau tidak, taruhannya terlalu besar,” tegasnya.
Meski peran para ulama dinilai penting oleh Priyo untuk membentengi ajaran NII yang kian marak, tapi ia kembali menegaskan yang paling dominan menangani NII adalah intelijen. “Kalau intelijen sampai tidak tahu pergerakan NII itu ada yang salah. Itu bahaya untuk sendi-sendi negara,” tutupnya.
Sekadar informasi, NII yang dipimpin oleh Panji Gumilang dikenal sebagai NII KW 9. NII KW 9 adalah pecahan dari organisasi NII yang dulu dikenal sangat ideologis memperjuangkan pembentukan Negara Islam Indonesia. Kemudian NII KW 9 kala itu didekati oleh pemerintahan Presiden Soeharto sebagai upaya meredam aksi pemberontakan yang mungkin muncul. NII adalah anak organisasi dari DI/TII yang dulu dipimpin oleh Sekarmaji Maridjan Kartosuwiryo.
Saat ini NII KW 9 sedang marak diberitakan. Lantaran, gerakan bawah tanahnya dalam pencucian otak untuk merekrut anggota baru di NII KW 9.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News