kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.999   -70,00   -0,44%
  • IDX 7.325   -69,45   -0,94%
  • KOMPAS100 1.108   -12,29   -1,10%
  • LQ45 866   -9,18   -1,05%
  • ISSI 225   -1,80   -0,79%
  • IDX30 443   -4,72   -1,05%
  • IDXHIDIV20 533   -5,21   -0,97%
  • IDX80 126   -1,29   -1,01%
  • IDXV30 131   -0,17   -0,13%
  • IDXQ30 147   -1,21   -0,81%

Insentif Tak Ampuh Dorong Daya Beli, Ekonom Minta Pemerintah Perluas Lapangan Kerja


Minggu, 15 Desember 2024 / 19:38 WIB
Insentif Tak Ampuh Dorong Daya Beli, Ekonom Minta Pemerintah Perluas Lapangan Kerja
ILUSTRASI. Rencana pemerintah memberikan insentif ekonomi yang akan diumumkan pada Senin (16/12) tak akan berdampak signifikan mendorong daya beli masyarakat


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky mengatakan, rencana pemerintah memberikan insentif ekonomi tak akan berdampak signifikan mendorong daya beli masyarakat.

Rizky bilang, salah satu masalah utama dari melemahnya daya beli masyarakat yakni didorong oleh lapangan kerja yang sangat terbatas. Sehingga, komponen itu dinilai perlu lebih dulu untuk menjadi perhatian.

“Permasalahan utama adalah ketersediaan lapangan pekerjaan yang layak. Tingkat pengangguran tampak turun, namun yang terjadi banyak orang berpindah dari sektor formal ke non formal,” jelasnya kepada KONTAN, Minggu (15/12).

Sementara itu, pemberian insentif PPN dan subsidi sifatnya hanya mampu mengurangi pengeluaran masyarakat. Itupun dapat terjadi apabila implementasinya benar-benar dilakukan secara tepat.

Baca Juga: Paket Kebijakan Ekonomi 2025 Diumumkan Besok (16/12), Ekonom Sarankan Hal Ini

Dengan demikian, Rizky menyebut kebijakan yang lebih dibutuhkan haruslah berkaitan langsung dengan penciptaan lapangan pekerjaan.  

“Secara teknis (masalah terkait lapangan pekerjaan), bisa dicontohkan dengan makin meningkatnya PHK di beberapa industri, seperti tekstil. Begitu pula menurunnya produksi hasil sektor pertanian, padahal jumlah pekerjanya bertambah,” tambahnya.

Apabila implementasi paket kebijakan itu benar-benar dilaksanakan secara tepat, maka dirinya optimistis hal itu dapat berdampak positif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Namun jika paket kebijakan hanya bersifat terbatas dan kurang bersifat mitigasi kondisi riil, maka sangat mungkin akan tumbuh di bawah 5%,” pungkasnya.

Selanjutnya: Aturan Baru Harga Jual Eceran Rokok 2025 Terbit, Ini Rinciannya

Menarik Dibaca: Daerah Ini Alami Hujan Petir, Simak Prakiraan Cuaca Besok (16/12) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×