kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -17.000   -0,88%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Insentif Tak Ampuh Dorong Daya Beli, Ekonom Minta Pemerintah Perluas Lapangan Kerja


Minggu, 15 Desember 2024 / 19:38 WIB
Insentif Tak Ampuh Dorong Daya Beli, Ekonom Minta Pemerintah Perluas Lapangan Kerja
ILUSTRASI. Rencana pemerintah memberikan insentif ekonomi yang akan diumumkan pada Senin (16/12) tak akan berdampak signifikan mendorong daya beli masyarakat


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky mengatakan, rencana pemerintah memberikan insentif ekonomi tak akan berdampak signifikan mendorong daya beli masyarakat.

Rizky bilang, salah satu masalah utama dari melemahnya daya beli masyarakat yakni didorong oleh lapangan kerja yang sangat terbatas. Sehingga, komponen itu dinilai perlu lebih dulu untuk menjadi perhatian.

“Permasalahan utama adalah ketersediaan lapangan pekerjaan yang layak. Tingkat pengangguran tampak turun, namun yang terjadi banyak orang berpindah dari sektor formal ke non formal,” jelasnya kepada KONTAN, Minggu (15/12).

Sementara itu, pemberian insentif PPN dan subsidi sifatnya hanya mampu mengurangi pengeluaran masyarakat. Itupun dapat terjadi apabila implementasinya benar-benar dilakukan secara tepat.

Baca Juga: Paket Kebijakan Ekonomi 2025 Diumumkan Besok (16/12), Ekonom Sarankan Hal Ini

Dengan demikian, Rizky menyebut kebijakan yang lebih dibutuhkan haruslah berkaitan langsung dengan penciptaan lapangan pekerjaan.  

“Secara teknis (masalah terkait lapangan pekerjaan), bisa dicontohkan dengan makin meningkatnya PHK di beberapa industri, seperti tekstil. Begitu pula menurunnya produksi hasil sektor pertanian, padahal jumlah pekerjanya bertambah,” tambahnya.

Apabila implementasi paket kebijakan itu benar-benar dilaksanakan secara tepat, maka dirinya optimistis hal itu dapat berdampak positif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Namun jika paket kebijakan hanya bersifat terbatas dan kurang bersifat mitigasi kondisi riil, maka sangat mungkin akan tumbuh di bawah 5%,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×