Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky mengatakan, rencana pemerintah memberikan insentif ekonomi tak akan berdampak signifikan mendorong daya beli masyarakat.
Rizky bilang, salah satu masalah utama dari melemahnya daya beli masyarakat yakni didorong oleh lapangan kerja yang sangat terbatas. Sehingga, komponen itu dinilai perlu lebih dulu untuk menjadi perhatian.
“Permasalahan utama adalah ketersediaan lapangan pekerjaan yang layak. Tingkat pengangguran tampak turun, namun yang terjadi banyak orang berpindah dari sektor formal ke non formal,” jelasnya kepada KONTAN, Minggu (15/12).
Sementara itu, pemberian insentif PPN dan subsidi sifatnya hanya mampu mengurangi pengeluaran masyarakat. Itupun dapat terjadi apabila implementasinya benar-benar dilakukan secara tepat.
Baca Juga: Paket Kebijakan Ekonomi 2025 Diumumkan Besok (16/12), Ekonom Sarankan Hal Ini
Dengan demikian, Rizky menyebut kebijakan yang lebih dibutuhkan haruslah berkaitan langsung dengan penciptaan lapangan pekerjaan.
“Secara teknis (masalah terkait lapangan pekerjaan), bisa dicontohkan dengan makin meningkatnya PHK di beberapa industri, seperti tekstil. Begitu pula menurunnya produksi hasil sektor pertanian, padahal jumlah pekerjanya bertambah,” tambahnya.
Apabila implementasi paket kebijakan itu benar-benar dilaksanakan secara tepat, maka dirinya optimistis hal itu dapat berdampak positif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Namun jika paket kebijakan hanya bersifat terbatas dan kurang bersifat mitigasi kondisi riil, maka sangat mungkin akan tumbuh di bawah 5%,” pungkasnya.
Selanjutnya: Aturan Baru Harga Jual Eceran Rokok 2025 Terbit, Ini Rinciannya
Menarik Dibaca: Daerah Ini Alami Hujan Petir, Simak Prakiraan Cuaca Besok (16/12) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News