Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya berhasil menangkap tersangka korupsi pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Neneng Sri Wahyuni, Rabu (13/6).
Menurut Wakil ketua KPK, Bambang Widjojanto, pihaknya mendapat informasi kalau pada hari Selasa (12/6), Neneng bersama beberapa orang temannya berangkat dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju ke Batam, Kepulauan Riau.
Dari Kula Lumpur ke Batam, dia dikabarkan menggunakan kapal laut. Kemudian sesampainya di Batam, Neneng sempat bermalam di salah satu tempat. Baru pada keesokan harinya (13/6), Neneng terbang ke Jakarta. “Awalnya kami mendapat informasi kalau yang bersangkutan akan menggunakan pesawat Garuda, menuju bandara Soekarno Hatta (Cengkareng),” kata bambang.
Dari informasi tersebut, KPK langsung menyiapkan tim untuk melakukan penangkapan. Tim-tim itu disebar di beberapa tempat selain Bandara Soekarno-Hatta, termasuk, di rumah Neneng di daerah Pejaten, Jakarta.
Namun, ternyata informasi itu salah. Rupanya, Neneng terbang menggunakan pesawat Citylink, dengan jam penerbangan yang berbeda. Adapun pesawat tersebut mendarat pada pukul 11.30 WIB. “Hal ini sempat mengecoh kami,” ujar Bambang.
Meski sempat kehilangan jejak, tiba-tiba KPK mendapat informasi lagi, kalau Neneng berada di daerah Kemang sedang makan siang. Kemudian, tim yang menunggu di rumah Neneng melihat sebuah taksi berhenti di depan rumahnya.
Dari dalam mobil, muncul dua orang perempuan yang langsung masuk ke dalam rumah. Dari keterangan supir taksi Bluebird, diketahui kalau salah satu dari dua perempuan itu adalah Neneng. Berbekal keyakinan itu, kemudian KPK melakukan penangkapan terhadap Neneng.
Saat ini, KPK masih melakukan penyelidikan terhadap Neneng. KPK masih memusatkan penyelidikan kepada proses pelarian Neneng, hingga tujuan kedatangan neneng ke Indonesia. Rencananya, usai diperiksa Neneng akan ditahan di rutan KPK.
Selain menyelidiki Neneng, KPK juga tengah menyelidiki dua orang lainnya yang diduga turut membantu pelarian neneng. Dan kabarnya kedua orang tersebut memiliki hubungan kuat dengan salah satu kerajaan di Malaysia. Kedua orang itu berinisial MH dan A.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News