kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inilah kronologis kematian nasabah kartu kredit Citibank


Rabu, 06 April 2011 / 16:21 WIB
Inilah kronologis kematian nasabah kartu kredit Citibank
ILUSTRASI. JAKARTA,02/03-RUPIAH TERIMBAS PERANG DAGANG. Seorang teller menunjukan mata uang dollar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Jumat (2/3). Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai pengenaan tarif impor baja sebesar 10% dan ta


Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Edy Can

JAKARTA. Polisi memaparkan kronologis kematian nasabah Citibank, Irzen Octa yang juga Sekretaris Jenderal Partai Pemersatu Bangsa ke Komisi XI DPR. Kronologis ini disampaikan setelah polisi memeriksa 17 orang saksi dan empat tersangka.

Kapolres Jakarta Selatan Gatot Eddy Pramono menjelaskan, utusan Citibank mendatangi rumah Irzen pada 28 Maret lalu. Kedatangan utusan tersebut bermaksud mengundang Irzen ke kantor Citibank ke Menara Jamsostek, Jakarta.

Irzen pun mendatangi kantor Citibank sehari kemudian. Pukul 10.08 WIB, dia tiba ke petugas keamanan. Setelah petugas menyampaikan ke leader collecting berinisial BT. BT kemudian memerintahkan A untuk mengambil berkas kartu kredit Irzen.

A lantas membawa korban ke ruang negosiasi. Polisi mengatakan, keduanya memasuki ruangan itu pukul 11.20 WIB. Lalu kedua tersangka D dan H yang berasal dari PT Taka Tama dan PT Panin Mas juga ikut masuk. Gatot mengatakan, kedua perusahaan itu merupakan outsourcing.

Gatot mengungkapkan, berdasarkan keterangan para tersangka telah terjadi tindakan berupa penggebrakan meja. "Tersangka menendang kursi korban dan ada tersangka yang menepuk-nepuk tangan dan menepuk bahu korban," katanya.

Lalu, setelah terjadi tanya jawab, tersangka meninggalkan korban pukul 12.00 WIB. "Jam 12.10 ada dua orang saksi yang melihat korban dari kaca pintu jika korban sudah jatuh di lantai dengan kaki terbujur dan mengeluarkan air liur," tambahnya.

Saksi tersebut pun meyampaikannya kepada tersangka A. Namun A hanya tertawa. Seusai saksi makan siang pukul 13.25 kembali bertanya kepada tersangka. "Saksi bilang klien sudah jatuh, setelah itu barulah tersangka bereaksi," tegasnya.

Lalu tersangka mengecek handphone korban. Lalu tersangka menelepon teman korban yaitu T. Sesampai di Menara Jamsostek, T melihat korban sudah terbujur dengan mengeluarkan air liur dalam keadaan pingsan. "Dan menurut T, Irzen sudah dalam kondisi tidak bernyawa," tegasnya.

T kemudian membawa Irzen ke rumah sakit. Sesampai di RS Mintohardjo saat dipasang alat detak jantung ternyata korban sudah tidak beryawa. "Kami pun membawa ke RS Cipto," kata Gatot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×