Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus berupaya keras untuk mengendalikan pandemi virus corona Covid-19 di delapan provinsi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pendisiplinan masyarakat di delapan provinsi tersebut.
"Bahkan di 8 provinsi yang paling parah penyebaran Covid-19 nya setiap hari ada pertemuan antara Komite Penanganan Covid-19 dengan Kapolda (Kepala Kepolisian Daerah dan Pangdam (Panglima Daerah Militer) untuk mengecek dimana titik masyarakat yuang perlu di disiplinkan," kata Sekretaris Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Raden Pardede menjelaskan hal ini dalam sebuah video yang diunggah pada Kamis malam, 24 September 2020.
Seperti kita tahu saat ini ada 8 rovinsi dengan kasus corona Covid-19 terbesar di Indonesia. Perincianya adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua.
Raden Pardede menjelaskan, saat ini ini pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah tidak pukul rata di semua daerah. Tapi pemerintah akan melakukan pendisiplinan masyarakat secara khusuus di tempat-tempat tertentu."Ini upaya yang paling optimal karena di Indoensia kemampuan dan kapasitas daerah tidak sama," katanya
Sebab bagi masyarakat dengan penghasilan menengah - atas, memiliki tabungan yang mencukupi untuk mereka tidak bekerja bahkan betahun-tahun.
Tapi sebagian besar masyarakat dengan penghasilan menengah-bawah kalau kegiatan ekonomi ditutup tanpa ada kesempatan kerja, maka dalam satu dua hari mereka akan kesulitan hidup. Jadi strategi gabungan antara mendisiplinkan masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan pencegahan virus corona Covid-19 saat membuka perekonomian akan dijalankan dengan optimal. "Ini yang akan dilakukan pemerintah dari waktu ke waktu," katanya.
Menurut Raden Pardede Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional selalu menyebutkan, saat membuka ekonomi maka kita harus menerapkan protokol kesehatan ketat yakni masyarakat wajib menggunakan masker menjaga jarak, dan mencuci tangan secaa disiplin. Namun, kalau hanya mengandalkan kesadaran masyarakat hal ini tidak terjadi.
"Sehingga kami meningkatkan peran aparat pemreintah termasuk TNI Polri agar mereka aktif mendisiplinkan masyarakat," katanya.
Saat ini ada empat fokus yang sedang dijalankan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional,
Pertama untuk bidang kesehatan pemerintah tidak akan membiarkan lagi praktik 3M diserahkan kepada kesarana masyarakat tapi dengan tindakan memaksa masyarakat untuk dsiplin. Kegiatan ini agar protokol kesehatan dilakuan dengan baik.
Kedua Bansos tetap berlangsung apakah berbentuk program keluarga harapan (PKH), bansos produktif atau bansos lainya. Bansos ini diharapkan terus menggerkkan ekonomi masyarakat
Ketiga, jika masyarakat sudah melakukan program disiplin protokol kesehatan dengan serius, diharapkan bisa mengurangi tingkat kematian dan infeksi baru.
Berkurangnya kasus baru dan kematian ini akan membangkitkan semangat, kepercayaan dari kelas menengah atas untuk kembali belanja lagi. "Sebab kalau mereka tidak belanja atau berpergian maka ekonomi akan stuck," kata Raden Pardede
Keempat pemerintah terus berupaya mendapatkan vaksin dari berbagai sumber yang ada di dunia. Ada dari Sinovac yang sudah menjalin kerjasama dengan Bio Farma, atau Sinopharm yang benjalin kerjasama dengan G42 dan telah membuat kesepakatan dengan PT Kimia Farma. "Tidak hanya dari satu sumber kami mencoba lebih dari 10 sumber," katanya.
Vaksin ini juga bisa memberikan harapan baru saat dunia sudah menemukan vaksin Indonesia akan mendapatkannya dan terdisribusi dengan baik. Saat kesehatan mulai membaik maka perekopnomian akan ikut membaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News