kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Lima Hal di Bidang Kesehatan yang Ditargetkan Indonesia di G20


Rabu, 22 Juni 2022 / 07:07 WIB
Ini Lima Hal di Bidang Kesehatan yang Ditargetkan Indonesia di G20
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah) dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono (kanan) mengikuti pertemuan pertama G20 Joint Finance Health Ministerial Meeting di Sleman, DIY, Selasa (21/6).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, terdapat lima hal dalam bidang kesehatan yang ingin dicapai Indonesia saat memegang presidensi G20.

Pertama, Indonesia menargetkan terbentuknya financial intermediary fund yang merupakan dana cadangan untuk mengatasi pandemi. Dia bersyukur dana cadangan tersebut telah berhasil dibentuk bersama-sama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

"Alhamdulillah dengan bantuan Bu Retno, Bu Sri Mulyani sama-sama kita bertiga sudah berhasil membentuk fund ini dan sudah lebih dari US$ 1 miliar yang di-commit oleh beberapa negara dan institusi di fund ini," ujar Budi dalam keterangan resmi, Rabu (22/6).

Baca Juga: HMM Dorong Penguatan Sistem Kesehatan Global dan Penggalangan Dana Hadapi Pandemi

Kedua, Indonesia dan WHO sepakat terkait penggunaan dana yang ada di dalam pendanaan tersebut dapat dimanfaatkan secara adil dan cepat. Budi menjelaskan WHO akan mengambil posisi di depan untuk dapat menentukan negara dan orang-orang yang perlu mendapatkan prioritas jika terjadi pandemi.

"Pentingnya juga kerja sama antara pemerintah dan swasta karena hampir semua produsen dari vaksin, obat-obatan, dan juga alat kesehatan adalah pihak swasta," tutur Budi.

Ketiga, adanya integrasi dari lab genome sequence di seluruh dunia yang dapat mengidentifikasi adanya virus varian baru maupun bakteri baru. Keempat, Indonesia juga ingin mengharmonisasikan standar perjalanan, baik berupa sertifikat vaksin maupun sertifikat pengetesan sehingga tidak mengganggu pergerakan orang maupun barang.

"Standar ini menggunakan WHO, sudah pilot project-nya jalan, dan sudah lebih dari 30 negara yang paling besar kemarin Brazil dengan European Union jadi seluruh anggotanya sudah mengikuti program inisiatif dari Indonesia ini," ucap Budi.

Baca Juga: G20 Berencana Kumpulkan Dana Persiapan Pandemi Sebesar US$ 1,5 Miliar Tahun Ini

Kelima, Indonesia juga ingin melakukan standardisasi pengembangan vaksin, utamanya yang menggunakan teknologi terbaru sehingga ketersediaan dan akses vaksin di seluruh dunia dapat merata.

Budi menuturkan, saat ini sudah ada sejumlah negara yang siap untuk berpartisipasi, antara lain Afrika Selatan, Brazil, Argentina, India, dan Indonesia.

"Kita harapkan round pertama ini kita bisa mencapai milestone yang cukup baik sehingga nanti round kedua meeting menteri kesehatan di bulan Oktober kita bisa memfinalisasi semua deliverables secara konkret sehingga nanti pada saat leaders meeting di bulan November kelima hal yang tadi ingin kita capai sudah selesai," pungkas Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×