kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini langkah pemerintah antisipasi musim kemarau


Selasa, 29 April 2014 / 16:01 WIB
Ini langkah pemerintah antisipasi musim kemarau
ILUSTRASI. Besok (7/12) Ditetapkan, Ini UMK Bekasi, Karawang, Depok, Bandung Tahun 2023


Reporter: Agus Triyono, Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Badan Metereologi Kilmatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa pada Agustus hingga September mendatang Indonesia akan dilanda oleh El Nino, atau gangguan iklim yang mengakibatkan perubahan pola angin dan curah hujan.

Gejala tersebut berpotensi membuat Indonesia dalam beberapa bulan ke depan memasuki musim kering alias kemarau.

Untuk mengantisipasi agar kekeringan tersebut tidak berdampak terhadap persediaan beras, pemerintah akan mengambil beberapa tindakan sebagai langkah antisipasi.

Pertama, menjaga ketersediaan bahan pokok. Khusus untuk beras, kata Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, upaya menjaga pasokan karena tingkat persediaan beras sebanyak 1,7 juta ton yang biasanya pada periode April sudah mulai terisi, belum juga dibeli oleh Bulog.

"Gangguan musim tahun ini berpotensi membuat masa tanam mundur, stok 1,7 juta ton yang biasanua sudah terisi sekarang baru dibeli, ini akan dilakukan," kata Hatta Selasa (29/4).

Hatta mengatakan, untuk meningkatkan cadangan beras tersebut pada tahun anggaran 2014 ini pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2 triliun.

Suswono, Menteri Pertanian mengatakan, selain dialokasikan untuk meningkatkan cadangan beras nasional, anggaran sebesar. Tersebut juga akan digunakan untuk beberapa kegiatan.

Salah satunya, untuk mengoptimalkan sarana irigasi di seluruh Indonesia. Dari optimalisasi tersebut, pemerintah berharap kegiatan pertanian tetap bisa dilakukan sehingga produktifitas pertanian di daerah irigasi pada sepanjang musim kemarau 2014 bisa tetap digenjot.

Selain itu kata Suswono, kalau gejala El Nino benar- benar terjadi, dana tersebut juga akan digunakan untuk menjalankan program pompa, untuk menyedot air tanah dan sungai dan menggunakannya untuk mengairi lahan pertanian.

"Kami akan siapkan upaya, dengan Rp 2 triliun itu kami akan melakukan pemompaan sebagai cara antisipasi iklim ekstrim," kata Suswono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×