Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono beserta sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II melakukan Safari Ramadan ke Jawa Timur.
Agenda utama safari ramadan SBY dan rombongan menteri adalah berbuka puasa bersama dengan masyarakat di Jawa Timur.
SBY memulai safari ramadan pada hari ini, Selasa (30/7) sampai Jumat (2/8) mendatang. Pagi ini pukul 09.30 WIB, Presiden dan rombongan bertolak dari Bandara Halim Perdanakusuma menuju Bandara Abdurrahman Saleh, Malang.
Dari Malang rombongan Presiden akan melakukan perjalanan darat ke Kabupaten Lumajang dan berbuka puasa bersama masyarakat setempat.
Selanjutnya, pada Rabu (31/7), Presiden dan rombongan melanjutkan safari Ramadan ke Kabupaten Jember, dilanjutkan dengan perjalanan darat ke kabupaten Bondowoso dan berbuka puasa bersama dengan warga setempat.
Di hari yang sama, SBY juga akan melanjutkan safari Ramadan ke daerah Probolinggo dan menginap di Guest House PLTU Paiton, Kraksaan, Probolinggo.
Pada hari Kamis (1/8), rombongan melanjutkan safari Ramadan ke Kabupaten Probolinggo dan Pasuruan sampai Surabaya. Pada sore harinya, SBY dan rombongan akan berbuka puasa bersama dengan masyarakat Surabaya di Gedung Grahadi.
Setelah itu, SBY akan memimpin rapat terbatas di Gedung Grahadi Surabaya. Agendanya seputar persiapan pemerintah menyambut mudik Lebaran.
Agenda safari Ramadan ini merupakan janji SBY saat memimpin rapat kabinet di Kantor Presiden dua pekan lalu. Tujuannya adalah mengecek kesiapan infrastruktur menyambut mudik Lebaran.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto sebelumnya meminta agar SBY melakukan blusukan pasca tanggal 25 Juli 2013. Sebab, setelah tanggal tersebut, Kementerian PU menargetkan telah memperbaiki jalur pantai utara (pantura) sehingga siap digunakan para pemudik.
Namun, SBY tidak menjadwalkan melakukan safari Ramadan di luar pulau Jawa. Padahal, jumlah penduduk Indonesia yang mudik ke Sumatera juga cukup besar. Infrastruktur jalan lintas Sumatera masih dinilai kurang layak karena banyak kerusakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News