kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini dia tiga menteri dengan tingkat kepuasan publik tertinggi berdasar survei Alvara


Senin, 14 Oktober 2019 / 12:54 WIB
Ini dia tiga menteri dengan tingkat kepuasan publik tertinggi berdasar survei Alvara
ILUSTRASI. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (tengah) mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/6/2019).


Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei Alvara Research Center menunjukkan, ada tiga menteri di era Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla periode 2014-2019 dengan tingkat kepuasan publik tertinggi.

Ketiganya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

"Tingkat kepuasan tertinggi kinerja menteri diraih oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti 91,95%, disusul Menteri PUPR Basuki Hadimuljono 84,07%, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani 83,39%," kata CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali dalam keterangan pers, Senin (14/10).

Baca Juga: Beri isyarat pamit, ini pesan Menteri Susi dalam konferensi pers terakhir

Hasanuddin menambahkan, Susi, Basuki, dan Sri disukai karena karakteristik kepemimpinan juga gaya mereka mengambil kebijakan di kementeriannya masing-masing . "Susi Pudjiastuti diapresiasi karena keberanian dan ketegasannya," ujarnya.

"Sementara penghargaan terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia memunculkan Basuki Hadimuljono di urutan selanjutnya," jelas Hasanuddin. "Sedangkan Sri Mulyani dihargai publik karena mampu mengelola keuangan negara dengan baik meskipun kondisi ekonomi global yang tidak menentu," imbuh dia.



TERBARU

[X]
×