kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini cara BI menjaga harga pangan 2017 terkendali


Jumat, 06 Januari 2017 / 18:41 WIB
Ini cara BI menjaga harga pangan 2017 terkendali


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Harga pangan jenis volatile food yang terjaga menjadi kunci dalam menjaga inflasi tahun ini. Sebab, harga pangan yang terjaga akan mengompensasi kenaikan administered prices yang diperkirakan terjadi sebagai dampak dari kenaikan tarif dasar listrik berdaya 900 dan 450 volt ampere (VA) dan tarif elpiji 3 kilogram (kg).

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo meyakini, inflasi volatile food pada tahun ini akan terjaga sebagaimana inflasi volatile food pada tahun 2015 dan 2016. Selain mempererat koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, hal tersebut akan dilakukan melalui sistem informasi pangan bernama Pusat Informasi Harga Pangan Strategis atau PIHPS.

"Dan di Januari ini kita akan luncurkan sistem tersebut," kata Agus saat ditemui di Gedung Mahkamah Agung, Jumat (6/1).

PIHPS merupakan sebuah sistem informasi yang mendiseminasikan harga pangan strategis kepada masyarakat dengan tujuan untuk mengurangi asimetri informasi antara produsen dan konsumen. Tak hanya itu, sistem informasi tersebut akan digunakan sebagai dasar dalam perumusan kebijakan pengendalian inflasi di daerah.

PIHPS secara nasional sudah berhasil mengintegrasikan data dari 32 provinsi, 127 kabupaten atau kota dan 312 pasar dari seluruh Indonesia.

Jumat (30/1) lalu, Agus juga mengatakan, BI akan mengadakan rapat koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk membahas masalah inflasi 2017 dan akan menyampaikan perkembangan dan rencana peluncuran PIHPS tersebut.

Deputi Gubernur Senior BI Perry Warjiyo mengatakan, dengan memperhitungkan kenaikan tarif listrik sebagai konsekuensi pencabutan subsidi 900 VA dan 450 VA, kenaikan tarif elpiji 3 kg, dan kebijakan administered prices lainnya, pihaknya memperkirakan inflasi tahun ini mencapai 4,6%.

Sementara itu, jika mengeluarkan adminsitered prices, inflasi 2017 diperkirakan 3,6%. Artinya, untuk mencapai inflasi 4,6% pada tahun ini, maka inflasi dari volatile food dan inflasi inti harus dijaga di angka 3,6%.

Sebagai gambaran, dalam inflasi tahun 2015 yang sebesar 3,35%, terdapat inflasi volatile food sebesar 4,48%. Sementara itu, dalam inflasi 2016 yang sebesar 3,02%, terdapat inflasi volatile food sebesar 5,92%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×