kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ini alasan KPK menahan Ratu Atut


Jumat, 20 Desember 2013 / 18:44 WIB
Ini alasan KPK menahan Ratu Atut
ILUSTRASI. Sepuluh negara sudah memastikan diri lolos ke Piala Dunia U20 2023, termasuk Indonesia sebagai tuan rumah. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha.


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Penahanan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah terbilang cepat. Atut ditahan tiga hari pasca ditetapkan secara resmi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap penanganan perkara Pilkada Lebak di Mahkamah Konstitusi.

Menurut Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi mengatakan, pihaknya melakukan penahanan terhadap Politisi Partai Golkar tersebut dengan alasan subjektif dan objektif yang juga merupakan kewenangan penyidik KPK.

Alasan subjektif ungkap Johan, yakni penahanan Atut dilakukan karena dikhawatirkan Atut dapat memperngaruhi saksi-saksi. Selain itu, dikhawatirkan pula Atut dapat menghilangkan barang bukti terkait penyidikan kasus. Penahanan juga dilakukan karena dikhawatirkan Atut dapat melarikan diri.

"Sedangkan alasan objektif, seseorang yang disangkakan terkait denga tindak pidana yang hukumannya di atas lima tahun, bisa dilakukan penahanan," ungkap Johan kepada wartawan di Kantor KPK, Jakarta, Jumat (20/12).

Sebelumnya, Ketua KPK Abraham Samad juga mengatakan, dalam prosedur operasional KPK, setiap orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka pasti akan dilakukan penahanan sebelum memasuki proses persidangan. Meurut Samad, penahanan terhadap Atut bisa dilakukan jika kelengkapan berkas telah melampaui 50%.

"Bahwa kemudian ada alasan lain bahwa berkas perkara sudah di atas 50%, bisa saja sebagai alasan tamabahan," uangkap Johan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×