Penulis: Virdita Ratriani
2. Sektor informasi dan komunikasi
Sektor informasi dan komunikasi merupakan salah satu sektor yang mampu tumbuh di tengah kontraksi ekonomi Indonesia. Pada kuartal II 2020, sektor ini tumbuh sebesar 3,44% dibanding triwulan sebelumnya.
3. Sektor pengadaan air
Pada kuartal II 2020, sektor pengadaan air tumbuh sebesar 1,28% ketimbang periode sebelumnya.
Konsumsi rumahtangga tumbuh negatif
Data BPS menunjukkan, konsumsi rumahtangga tumbuh negatif 5,51% pada kuartal II 2020. Padal, konsumsi rumahtangga merupakan motor penggerak utama perekonomian Indonesia.
Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 terendah sejak 1999, ini penyebabnya
Menurut Suhariyanto, yang menyebabkan konsumsi rumahtangga terkontraksi adalah penjualan eceran yang mengalami kontraksi pada seluruh kelompok penjualan.
Misalnya, makanan, minuman, dan tembakau. Lalu, sandang, perlengkapan rumah tangga lainnya, bahan bakar kendaraan, barang budaya dan rekreasi, dan barang lainnya.
Bila menilik komponen konsumsi rumahtangga, kontraksi terlihat dari komponen makanan dan minuman, selain restoran. Komponen ini tumbuh negatif 0,71% setelah pada kuartal I 2020 tumbuh positif 5,01% dan kuartal II 2019 tumbuh 5,20%.
Demikian juga dengan komponen pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya juga tumbuh negatif 5,13% melanjutkan tren penurunan pada kuartal I 2020 yang minus 3,31%. Padahal, pada kuartal II 2019, komponen ini tumbuh positif hingga 4,88% yoy.
Komponen transportasi dan komunikasi pun tumbuh negatif 15,33%. Ini juga melanjutkan tren penurunan negatif pada kuartal I 2019 sebesar 1,69%.
Baca Juga: Gara-gara ekonomi minus, pertumbuhan industri asuransi bisa ikut terkontraksi
Sementara komponen restoran dan hotel tumbuh negatif 16,53%. Ini jauh merosot dari kuartal I 2020 yang tumbuh positif 2,43%, meski lebih rendah dari kuartal II 2019 yang berhasil tumbuh 6,24%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News