CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Inflasi Terkendali, BI Tak Akan Agresif Naikkan Suku Bunga


Kamis, 22 September 2022 / 17:23 WIB
Inflasi Terkendali, BI Tak Akan Agresif Naikkan Suku Bunga
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) sudah mengerek suku bunga acuan dua kali dalam tahun ini. Yakni, pada Agustus 2022 sebesar 25 basis poin (bps), dan pada bulan ini sebesar 50 bps.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) sudah mengerek suku bunga acuan dua kali dalamĀ  tahun ini. Yakni, pada Agustus 2022 sebesar 25 basis poin (bps), dan pada bulan ini sebesar 50 bps.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kenaikan suku bunga acuan ini merupakan langkah front-loaded, pre-emptive, dan forward looking dalam menurunkan ekspektasi inflasi dan inflasi inti.

Soal stance kebijakan suku bunga ke depan, Perry menyebut, Indonesia tidak akanĀ  mengadopsi kenaikan suku bunga secara agresif atau hawkish. Menurutnya, inflasi yang terjadi di Indonesia dalam taraf yang terkendali.

"Inflasi kita relatif terkendali dibandingkan negara lain, sehingga keperluan untuk menaikkan suku bunga lebih agresif tidak diperlukan di Indonesia," tegas Perry dalam pertemuan secara daring, Kamis (22/9).

Baca Juga: Bos BI Sebut Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Berpeluang Sentuh 5,5%, Ini Alasannya

Meski begitu, Perry tak menampik akan ada peningkatan inflasi yang cukup tinggi di Indonesia pada tahun ini. Inflasi inti diperkirakan mencapai 4,6% dan inflasi umum diperkirakan bisa lebih dari 6% di tahun ini.

Hal ini didorong kenaikan berbagai harga barang yang memberi dampak langsung (first round impact) terhadap peningkatan inflasi, maupun dampak tidak langsung (second round impact), dan tentunya juga diikuti dengan peningkatan permintaan masyarakat.

Perry menambahkan, BI juga akan menggandeng pemerintah maupun pusat dan daerah untuk turut menjaga inflasi. Dengan demikian, harapannya inflasi Indonesia terutama dari dampak lanjutan akan lebih terkendali.

"Kami tetap akan memantau dari bulan ke bulan dan memperkuat respon kebijakan yang diperlukan baik dari sisi moneter, makroprudensial, dan lainnya," imbuh Perry.

Baca Juga: BI Perkirakan Inflasi Inti di Akhir Tahun 2022 Bisa Tembus 4,6%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×