Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Teori yang mengatakan bahwa inflasi dan suku bunga mempunyai hubungan timbal balik, tidak terbukti di negara ini. Sebab, di tengah tekanan inflasi yang mini, suku bunga mendaki.
Bank Indonesia (BI) baru saja menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 50 basis points (bps) menjadi 5,25%. Kenaikan suku bunga acuan itu terjadi di tengah tren inflasi yang rendah dalam beberapa periode terakhir.
Bahkah menurut perkiraan BI, inflasi pada Juni 2018 akan lebih rendah dibandingkan periode sama 2017 yang sebesar 0,69%. Berdasarkan survei BI pada minggu pertama Juni 2018, laju inflasi selama Juni diperkirakan hanya sebesar 0,22% bulanan (MtM) dan 2,75% secara tahunan (YoY).
Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Institute Eric Sugandi mengatakan, proyeksi inflasi yang relatif lebih rendah secara bulanan maupun tahunan pada Juni 2018 dibandingkan Juni 2017 merupakan kombinasi antara supply dan demand. Ia memproyeksi, inflasi Juni secara bulanan sebesar 0,4% dan 2,9% secara tahunan.
“Dari sisi supply, memang ada perbaikan dari sisi logistik dan juga karena pemerintah lakukan impor untuk antisipasi Ramadan,” ujar Eric.
Sedangkan sisi demand, tekanan inflasi relatif moderat karena rumah tangga, terutama kelas pendapatan rendah dan menengah cenderung memilih menabung ketimbang membelanjakan uang mereka untuk konsumsi. Dengan tingkat konsumsi rendah, dorongan ke pertumbuhan ekonomi juga tidak akan besar.
Pelemahan daya beli juga nampak dari inflasi inti yang cenderung melemah. Menurut Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih, inflasi inti pada Juni 2018 diperkirakan bakal berada pada kisaran 0,3% secara bulanan. "Kalau di bawah itu, mungkin mengkhawatirkan bagi pertumbuhan ekonomi, karena tandanya konsumsi masyarakat rentan,” tandas Lana.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, inflasi inti masih menunjukkan penurunan. Oleh karena itu, walau dibilang pulih, tingkat konsumsi bisa dikatakan masih tertekan.
“Tahun ini sudah menunjukkan pemulihan kalau dilihat dari ekspansi sektor manufaktur berdasarkan Purchasing Managers Index yang dirilis Nikkei. Ekspansi tersebut didorong oleh peningkatan permintaan dalam negeri,” kata Faisal.
Harga makanan
Namun menurut Menteri Koordinator Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, inflasi yang cenderung rendah di bulan Juni 2018 disebabkan harga pangan yang terkendali. Dia memperkirakan inflasi Juni 2018 sekitar 0,2%-0,25% secara bulanan (mtm).
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, inflasi bulanan pada Juni 2018 akan lebih rendah dari rata-rata inflasi Juni dalam empat tahun terakhir yang mencapai 0,77%. Inflasi akan digerakkan oleh komponen volatile food dan administered prices. Sebab, harga beberapa komoditas pangan cenderung meningkat sepanjang bulan Juni.
“Permintaan terhadap daging ayam, daging sapi dan telur cenderung meningkat selama periode puasa dan masih meningkat menjelang Idulfitri. Sementara, harga beras cenderung turun karena pemerintah mengelola dukungan pasokan dengan kebijakan impor,” kata Josua kepada KONTAN, Minggu (1/6).
Harga yan diatur pemerintah atau administered prices juga bakal berkontribusi terhadap inflasi. Kenaikan tarif angkutan sepanjang Ramadan seperti angkutan udara, antar kota, dan kereta api telah mendorong kenaikan inflasi administered prices.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News