kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,05   8,45   0.94%
  • EMAS1.378.000 0,95%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi Inti pada Agustus 2023 Melandai, Ini Kata Ekonom


Minggu, 03 September 2023 / 19:13 WIB
Inflasi Inti pada Agustus 2023 Melandai, Ini Kata Ekonom
ILUSTRASI. JAKARTA,7/3-INFLASI FEBUARI MENURUN. Warga membeli kebutuhan pokok di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (7/3/2023). Berdasarkan data Badan Pusat Statisitk (BPS), inflasi IHK pada Februari 2023 menurun dari 0,34% (mtm) pada bulan sebelumnya menjadi 0,16% (mtm), terutama didorong oleh penurunan inflasi kelompok inti dan volatile food. Perkembangan ini tidak terlepas dari pengaruh positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia serta sinergi erat pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan mitra strategis lainnya melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Inflasi inti kembali melandai pada Agustus 2023. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi inti pada Agustus 2023 sebesar 2,18% secara tahunan atau year on year (yoy) atau melambat dari 2,43% yoy pada bulan sebelumnya.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, penurunan inflasi inti pada bulan laporan bukan merupakan tanda penurunan daya beli. 

Mengingat, inflasi inti erat kaitannya dengan daya beli masyarakat yang juga mencerminkan permintaan masyarakat. 

Baca Juga: Reli Wall Street Berakhir: S&P 500 dan Dow Jones Ditutup Melemah

"Permintaan masyarakat pada Agustus 2023 masih terlihat stabil. Sehingga inflasi inti yang melemah bukan melulu diartikan pelemahan daya beli," terang David kepada Kontan.co.id, Minggu (3/9). 

David melihat, justru penurunan inflasi inti pada bulan Agustus 2023 sehubungan dengan penurunan indeks harga grosir impor. 

Penurunan harga barang impor ini disebabkan oleh penurunan harga produk-produk manufaktur jadi dan setengah jadi dari mitra dagang utama Indonesia, yaitu China. 

Baca Juga: Inflasi AS Surut, Wall Street Menguat di Perdagangan Kamis (31/8)

"Penurunan harga produk manufaktur tersebut bahkan lebih besar daripada normalisasi harga komoditas, ini penyebabnya," tambah David. 

Sementara itu, bila menilik data BPS, ada sejumlah komoditas yang mendorong inflasi inti untuk tumbuh. 

Seperti, tarif kontrak rumah, emas perhiasan, tarif sewa rumah, upah asisten rumah tangga, dan biaya kuliah perguruan tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×